Hamilton, VIVA – Pejabat senior PBB mendesak dunia untuk segera mengambil tindakan melindungi pekerja kemanusiaan yang menghadapi ancaman serius di lapangan.
Seruan ini disampaikan dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Selasa, 26 November 2024 setelah meningkatnya jumlah pekerja bantuan yang tewas tahun ini.
Lisa Doughten, Direktur Divisi Pendanaan dan Kemitraan di Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), menyebut situasi ini sebagai "krisis pribadi".
Demi Keselamatan Pekerja Bantuan, PBB Ajukan Tiga Langkah Penting
"Kami telah kehilangan banyak kolega dan teman yang mendedikasikan hidup mereka untuk membantu orang lain di masa sulit," katanya, dilansir dari Anadolu Ajansi.
Data PBB menunjukkan bahwa 280 pekerja kemanusiaan tewas pada tahun 2023 di 20 negara, meningkat 137% dibandingkan tahun lalu.
Gaza menjadi wilayah dengan korban terbanyak, di mana lebih dari 330 pekerja bantuan, termasuk staf Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), tewas sejak konflik dimulai pada 7 Oktober 2023.
"Ini adalah lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Doughten.
Ia juga mengungkapkan bahwa meningkatnya korban pekerja kemanusiaan menunjukkan kurangnya perhatian terhadap keselamatan mereka dan warga sipil secara umum.
Doughten meminta Dewan Keamanan untuk mengambil tiga langkah penting, yakni mengutuk serangan terhadap pekerja kemanusiaan, memastikan akuntabilitas hingga memberikan dukungan bagi penyintas.
Doughten juga menyoroti pentingnya melawan informasi palsu dan ujaran kebencian yang menyasar organisasi dan pekerja kemanusiaan.
"Kita harus melindungi rekan-rekan kita di Gaza," tambahnya.
Gilles Michaud, Wakil Sekretaris Jenderal untuk Keselamatan dan Keamanan di PBB, turut menyuarakan keprihatinannya. Ia menyebut bahwa ancaman terhadap pekerja PBB semakin kompleks karena mereka bekerja di wilayah konflik yang sangat berbahaya.
Michaud menyebut Gaza sebagai contoh nyata, di mana para pekerja kemanusiaan harus menghadapi risiko tinggi, trauma mendalam, dan kehilangan rekan kerja.
"Tidak ada satu pun pekerja PBB yang seharusnya menghadapi ancaman ini," katanya.
Ia juga meminta negara-negara anggota PBB untuk memenuhi tanggung jawab mereka dalam melindungi pekerja kemanusiaan.
"Dewan ini harus dengan tegas menyatakan bahwa serangan terhadap pekerja bantuan tidak dapat diterima," tambahnya.
Baik Doughten maupun Michaud menegaskan bahwa pekerja kemanusiaan adalah tulang punggung dari setiap upaya bantuan di dunia. Tanpa mereka, banyak masyarakat yang terkena dampak konflik atau bencana tidak akan mendapatkan bantuan.
Halaman Selanjutnya
"Ini adalah lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Doughten.