Sosok Agus Pambagio, Pengamat Kritis yang Sejak Awal Ingatkan Proyek Whoosh Tak Layak dan Rugikan Negara

9 hours ago 4

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 14:50 WIB

Jakarta, VIVA – Pernyataan Mahfud MD dalam podcast Terus Terang menyeret perhatian publik terhadap proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau yang kini dikenal dengan nama Whoosh.

Dalam video yang tayang di kanal YouTube Mahfud MD Official, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan itu mengungkap sederet kejanggalan sejak awal perencanaan hingga pembiayaan proyek tersebut yang kini membebani keuangan negara.

Salah satu sosok yang disebut Mahfud adalah Agus Pambagio, pengamat kebijakan publik dan pakar transportasi yang dikenal vokal terhadap kebijakan pemerintah. Mahfud mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo sempat meminta pendapat Agus usai memberhentikan Ignasius Jonan dari jabatan Menteri Perhubungan.

“Presiden (Jokowi) panggil nih, sesudah memecat Jonan, dia ditanya, ‘Pak Agus gimana ini, Pak?’ ‘Ini tidak feasible, rugi negara,’ ini menurut Agus yang saya tonton,” tutur Mahfud.

Mahfud MD Komentari Polemik Ijazah Jokowi

Photo :

  • Mahfud MD Official

Pernyataan itu menguatkan pandangan Agus Pambagio yang sejak lama dikenal sebagai pengamat yang kritis terhadap proyek-proyek infrastruktur berbiaya jumbo namun minim transparansi. Menurut Mahfud, bahkan Jonan sendiri sudah menolak proyek tersebut sebelum akhirnya dicopot dari jabatannya.

“Ketika mau dipindah ke China, waktu itu Menteri Perhubungan, Pak Ignasius Jonan, menyatakan tidak setuju. ‘Ini tidak feasible’, kata Pak Jonan. Pak Jonannya dipecat, digantikan,” ungkap Mahfud.

Mahfud menjelaskan, proyek kereta cepat awalnya dirancang dalam skema kerja sama antarpemerintah (G2G) dengan Jepang, yang menawarkan bunga pinjaman 0,1 persen. Namun kemudian proyek dialihkan ke China dengan bunga jauh lebih tinggi.

“Di China dengan bunga 2 persen. Tiba-tiba 2 persen pembengkakan kemudian menjadi 3,4 persen yang terjadi itu,” ujarnya.

Ia juga menyinggung dugaan mark up biaya konstruksi yang mencapai tiga kali lipat dari standar di China. “Biaya per satu kilometer Kereta Whoosh itu USD 53 juta. Tapi di China sendiri hitungannya USD 17-18 juta. Naik tiga kali lipat kan,” lanjutnya.

Mahfud pun menilai langkah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menolak penggunaan APBN untuk menutup utang proyek tersebut sebagai keputusan yang tepat.

Halaman Selanjutnya

“Ternyata sekarang tak mampu bayar (utang) dan tidak mau bayar Purbaya, menurut saya benar Purbaya,” tegasnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |