Flores Timur, VIVA – Sekretaris Daerah Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) Petrus Pedo Maran mengatakan erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki pada 4 November 2024 Pukul 23.24 WITA terjadi secara tiba-tiba.
Letusan dengan eskalasi yang besar itu terjadi tak lama setelah PVMBG mengeluarkan rilis status Lewotobi naik dari level Siaga (Level III) menjadi Level IV (Awas) dan radius dari 4,5 Km-5 Km naik menjadi radius 7 Km dari pusat erupsi.
Erupsi memberi dampak yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat serta menelan 10 korban jiwa dan harta benda berupa kerusakan rumah hunian dan fasilitas umum lainnya.
Tim SAR mencari korban dalam reruntuhan bangunan pasca erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
Gambaran dampak erupsi
Menyitir rilis resmi yang ditandatangani Sekda Petrus Pedo Maran memberi gambaran dampak yang sangat besar bagi masyarakat di 2 wilayah kecamatan yakni Kecamatan Ile Bura dan Kecamatan Wulanggitang.
Dijelaskan Sekda Petrus Maran, area paling terdampak ada pada 8 desa yakni 2 desa dalam wilayah Kecamatan Ile Bura yakni Desa Dulipali dan Desa Nobo dan 6 desa di Kecamatan Wulanggitang yakni Desa Klatanlo, Desa Hokeng Jaya, Desa Pululera, Desa Boru, Desa Boru Kedang dan Desa Nawokote.
“Korban jiwa terdiri dari meninggal 9 orang dengan rincian Laki-laki : 4 orang dan Perempuan 5 orang. Luka-luka 63 orang (dari desa Dulipali, Klatanlo dan Hokeng Jaya) yang dirawat di Puskemas Boru dan Puskesmas Lewolaga serta yang dirujuk ke BLUD RS. dr. Hendrikus Fernandez Larantuka sebanyak 3 orang,” rinci Petrus Pedo Maran dalam laporan tertulis yang diterima ViVa, Selasa pagi 5 November 2024.
“Korban luka-luka dirawat pada Puskesmas Boru sebanyak 63 orang dengan rincian luka berat ada 31 orang, luka ringan 32 orang dan korban yang dirujuk ke RSUD Larantuka berjumlah 3 orang,” terang Sekda Maran.
Sekda Maran juga merincikan kerusakan fasilitas umum yang terdiri dari gedung sekolah yakni TK/PAUD 18 unit, SD 1 unit, SMP 3 unit dan SMA/K 3 unit.
Dalam data terbaru yang diteken Sekda Maran pada Selasa tengah malam 4 November 2024 itu dituliskan kerusakan rumah hunian masyarakat tersebar pada 8 desa sebanyak 2.384 unit.
Adapun fasilitas umum lainnya yang mengalami kerusakan antara lain Asrama sekolah 3 unit, Biara 3 unit, Kapel 3 unit, Gedung Koperasi 2 unit, Bank 2 unit (BRI dan Bank NTT), Kantor Pos dan Giro 1 unit serta kantor koramil dan polsek.
Pengungsi
Warga diungsikan pasca erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang berasal dari 8 desa (Nobo, Dulipali, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, Boru kedang, Nawokotek dan Pululera), mengungsi pada 3 lokasi yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah baru mencapai 2.472 orang dari 16.086 jiwa yang terdampak dengan rincian sebagai berikut :
“Posko yang disediakan oleh Pemerintah Daerah masing-masing Posko Desa Lewolaga ada 647 orang, Posko Desa Bokang sebanyak 606 orang dan Posko Desa Konga sebanyak 1.219 orang,” jelas Sekda.
Sementara pengungsi mandiri belum terUpdate untuk lokasi di Maumere/Kewapante, Hikong/Sikka, Pululera. Demikian juga warga yang masih bertahan di permukiman atau desanya masing-masing juga belum didata. (Jo Kenaru/NTT)
Halaman Selanjutnya
“Korban jiwa terdiri dari meninggal 9 orang dengan rincian Laki-laki : 4 orang dan Perempuan 5 orang. Luka-luka 63 orang (dari desa Dulipali, Klatanlo dan Hokeng Jaya) yang dirawat di Puskemas Boru dan Puskesmas Lewolaga serta yang dirujuk ke BLUD RS. dr. Hendrikus Fernandez Larantuka sebanyak 3 orang,” rinci Petrus Pedo Maran dalam laporan tertulis yang diterima ViVa, Selasa pagi 5 November 2024.