Jakarta, VIVA – Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menyampaikan bahwa ilustrasi adalah satu subsektor strategis yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kontribusi ekonomi kreatif.
Menurutnya, ilustrator sebagai agent of change (agen perubahan), solusi mandiri, yang dapat mengisi ruang kosong pengangguran menjadi ruang penuh kreatifitas yang produktif melalui seni ilustrasi.
Hal tersebut disampaikan Ibas, ketika menggelar audiensi dengan ilustrator Indonesia, dengan topik “Garis, Warna, dan Imajinasi: Dunia Ilustrator Kekinian”, Kamis, 13 Maret 2025 di Gedung MPR RI.
“Ilustrator menggoreskan pena, menciptakan dunia penuh cerita. Ilustrasi satu subsektor strategis yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kontribusi ekonomi kreatif,” ungkap Ibas.
Menurut Ibas, ilustrator memiliki peran penting dalam seni, budaya, dan industri kreatif. Sebuah media yang mampu menyampaikan pesan kuat. Tak hanya menyampaikan pesan, menurut Ibas, ilustrator Indonesia juga memiliki potensi besar untuk menggali kekayaan tradisi.
“Lebih jauh, ilustrator Indonesia terkadang juga bisa menggali kekayaan tradisi kita, dengan cerita rakyat, cerita nenek moyang, demi karya-karya yang autentik dan unik," ujar dia.
Selain kaya akan ragam seni budayanya, Ibas menyampaikan Indonesia juga memiliki banyak ilustrator dari masa ke masa, dan harus kita ketahui bersama eksistensinya.
“Sebut saja, Bung Henk Ngantung. Pelukis, ilustrator yang bekerja di majalah Intisari dengan sketsa tinta hitam ‘Oepatjara Penandatanganan Naskah Linggarjati’," papar Ibas.
Ia menyebut bahwa dunia ilustrasi kekinian tidak hanya melihat garis dan warna sebagai elemen estetika semata. Maka itu, peran penting ilustrator sebagai agent of change (agen perubahan), solusi mandiri, mengisi ruang-ruang kosong melalui kreatifitas.
“Indonesia butuh solusi mandiri. Kita perlu isi ruang yang kosong. Kita isi ruang pengangguran menjadi ruang penuh kreatifitas yang produktif melalui seni ilustrasi,” jelas Ibas.
Menurut Ibas, peluang-peluang ini bisa diwujudkan dengan terus berkolaborasi lintas lini, antar tingkat pusat dan daerah.
“Kami Partai Demokrat terus mendukung pemerintahan Presiden Prabowo, agar dua hal besar, pengangguran dan kemiskinan itu bisa kita antisipasi dan kita tekan sebaik-baiknya,” lanjutnya.
Ibas menutup sambutannya dengan optimis agar para ilustrator handal Indonesia bisa terus berkarya memajukan negeri.
“Saya harap seluruh ilustrator Indonesia, bisa terus berkarya, kompak, dan saling menguatkan. Menjaga warisan intelektual dan komunikasi budaya bangsa dalam bingkai Kebhinekaan Tunggal Ika untuk kemajuan Ibu Pertiwi. Ilustrasi bukan hanya ekspresi diri, melainkan bentuk narasi visual kehidupan dan identitas bangsa,” pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Emannuelle Elizabeth, seorang book illustrator, yang pernah berkolaborasi dengan Pixar untuk poster film Disney “Turning Red”, menjadi salah satu peserta yang menyampaikan aspirasinya.
Ia menilai dunia ilustrasi di Indonesia kini berkembang pesat. Namun, para ilustrator harus terbentur dengan keterbatasan akses serta ilmu yang belum cukup.
“Oleh karena itu, kami berharap ada sebuah program inkubasi bagi ilustrasi dari pemerintah. Residensi, wadah ilustrator untuk berkolaborasi dan belajar. Kami juga berharap ada program internship bimbingan dari expert luar negeri yang berpengalaman untuk membimbing bagaimana standar global itu,” tuturnya.
Halaman Selanjutnya
“Sebut saja, Bung Henk Ngantung. Pelukis, ilustrator yang bekerja di majalah Intisari dengan sketsa tinta hitam ‘Oepatjara Penandatanganan Naskah Linggarjati’," papar Ibas.