Jakarta, VIVA – Investor Bitcoin (BTC) sumringah melihat aset kripto paling berharga di dunia melonjak drastis beberapa hari belakangan. Tren reli Bitcoin merupakan pengaruh dari sejumlah sentimen sehingga berhasil menembus level US$97.000 untuk pertama kali.
Mengutip dari Coindesk pada Kamis 21 November 2024, Bitcoin diperdagangkan pada level US$97.500 pada jam-jam awal pembukaan pasar di Asia. Hingga berita ini ditulis pada pukul 16.145 WIB, harga Bitcoin kembali melesat sebesar 0,51 persen menjadi US$97.523,37 atau Rp1,55 miliar.
Peningkatan harian harga Bitcoin membukukan lonjakan sebesar 4,27 persen dalam 24 jam terakhir. Sementara, dalam sepekan aset kripto termahal di dunia melesat 7,75 persen.
Dilansir India Today, lonjakan menandai peningkatan lebih dari 100 persen selama tahun 2024. Pencapaian ini memperkuat Bitcoin sebagai pemain kunci di pasar kripto (cryptocurrency) global.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa kenaikan pesat didorong oleh beberapa sentimen. Mulai dari perkembangan kripto hingga terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) pada pemilu tahun ini.
"Bitcoin melanjutkan tren kenaikannya. Sentimen pasar menguat imbas rencana Trump untuk menetapkan peran khusus Gedung Putih dalam kebijakan kripto," ujar CEO Mudrex, Edu Patel.
4 Alasan DIbalik Lonjakan Tinggi Bitcoin Selama Sepekan
1. Rencana Akuisisi Perusahaan Media Donald Trump
Pidato Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS
Photo :
- (AP Photo/Alex Brandon)
Perusahaan media milik Donald Trump, Trump Media, melaporkan tengah menggodok rencana akuisisi Bakkt. Bakkt merupakan sebuah platform perdagangan kripto.
Kabar tersebut menjadi sentimen positif lantaran meningkatkan ekspektasi tentang ekosistem yang semakin positif sehingga menguntungkan aset kripto. Selain itu, memicu minat baru terhadap Bitcoin sebagai aset keuangan yang menguntungkan. Permintaan dari investor pemula mengakibatkan harga Bitcoin melejit.
2. Opsi Perdagangan Kripto Terbaru
Debut perdagangan opsi untuk ETF iShares Bitcoin Trust milik BlackRock di Nasdaq telah meningkatkan sentimen pasar. Menurut QCP Capital, sesi perdagangan awal memperlihatkan rasio call-to-put yang kuat sebesar 4,4 berbanding 1 alias menunjukkan minat investor yang besar.
Sebanyak 345 ribu kontrak diperdagangkan dengan eksposur mencapai US$1,9 miliar selama debutnya. Hal tersebut menjadi tonggak sejarah sekaligus menyoroti minat institusional kian meningkat terhadap Bitcoin.
"Pengenalan perdagangan opsi untuk iShares Bitcoin Trust milik BlackRock menandai titik balik dalam perjalanan Bitcoin. Hal ini menyoroti minat institusional yang meningkat dan memberi investor lebih banyak cara untuk mendapatkan eksposur terhadap aset tersebut," papar Sumit Gupta, salah satu pendiri CoinDCX.
3. Arus Masuk Bitcoin Melesat Pasca Kemenangan Trump
Sejak kemenangan Trump dalam pemilu awal November 2024 lalu, Bitcoin berhasil menarik pembelian. Ada sekitar US$4,2 miliar dalam bentuk arus masuk.
Jumlahnya setara 15 persen dari total arus masuk sejak aset kripto tersebut diperkenalkan di bursa AS awal tahun ini. Analis berpendapat arus masuk ini merupakan cerminan dari meningkatnya kepercayaan investor terhadap Bitcoin sebagai kelas aset utama.
4. Adopsi Arus Utama Semakin Kuat
Kenaikan harga Bitcoin secara konsisten menandakan pergeseran menuju adopsi arus utama. Analis industri percaya partisipasi institusional yang diimbangi meningkatnya minat ritel akan membuka jalan bagi aset kripto untuk menjadi bagian dari portofolio investasi global.
"Antisipasi kejelasan regulasi yang lebih cepat ditambah dengan opsi ETF Bitcoin BlackRock yang memproyeksikan Bitcoin mencapai US$176 ribu pada tahun 2026 mendorong harga mencetak rekor sejarah melampaui US$95 ribu," ujar Patel.
Lebih lanjut, Patel mengatakan saat ini Bitcoin sedang mendekati titik resistance terdekat. Laju Bitcoin ditopang keyakinan investor bahwa aset kripto tersebut berada di lintasan hijau.
Halaman Selanjutnya
4 Alasan DIbalik Lonjakan Tinggi Bitcoin Selama Sepekan