Jakarta, VIVA - PDIP menepis isu pergantian Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto dari kepengurusan partai. Meskipun tersandung masalah korupsi, jabatan sekjen tetap diemban oleh Hasto.
Pasalnya, banyak kabar beredar atau isu bursa Sekjen PDIP usai Hasto resmi ditetapkan sebagai tersangka KPK dalam kasus Harun Masiku.
"Tidak ada. Kita tetap, masih [Hasto Kristiyanto]," kata Ketua DPP PDIP Ronny Talapessy kepada wartawan di kantor pusat PDIP, Jakarta, dikutip pada Jumat, 10 Januari 2025.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto (Tengah)
Photo :
- VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham
Dalam kesempatan yang sama, Ronny juga ditanyai soal kapan kongres PDIP akan digelar. Namun, ia hanya mengatakan hal itu bakal disampaikan secara resmi.
Ketua DPP PDIP Said Abdullah sebelumnya mengaku belum tahu bagaimana dengan jabatan Hasto Kristiyanto sebagai sekjen PDIP setelah status tersangka Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), apalagi Hasto segera ditahan.
Ia mengatakan, wewenang itu berada di tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sebab, berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai, kader menyerahkan keputusan itu kepada Megawati.
Hasto dijerat tersangka dalam kasus dugaan suap Penggantian Antarwaktu (PAW) anggota DPR dan kasus perintangan penyidikan Harun Masiku.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan Said Abdullah
"Pak Hasto apakah akan ada pergantian kursi Sekjen? Apakah Pak Hasto akan mengundurkan diri? Itu semua adalah wilayah otonomi internal partai. Dan, memang harus diakui, suka tidak suka, tapi AD ART kami, konstitusi kami, mengamanatkan itu wilayahnya Ibu Megawati," kata Said kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 8 Januari 2025.
Namun, sejauh ini belum ada pembicaraan ihwal pergantian posisi sekjen PDIP. Said juga enggan berspekulasi mengenai itu.
Halaman Selanjutnya
Ia mengatakan, wewenang itu berada di tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sebab, berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai, kader menyerahkan keputusan itu kepada Megawati.