Bitcoin Ambles Lebih Dari 3 Persen Jelang Tahun Baru, Imbas Aksi Michael Saylor Borong Ribuan Koin?

3 hours ago 2

Selasa, 30 Desember 2025 - 20:02 WIB

Jakarta, VIVA – Harga Bitcoin tergelincir menjelang pergantian tahun 2026. Aset digital paling mahal ini anjlok sebesar 3,23 persen ke level US$87.264 atau sekitara Rp 1,46 miliar (estimasi kurs Rp 16.770 per dolar AS) pada pukul 10.20 pagi IST pada Selasa, 30 Desember 2025. 

Bitcoin tergelincir tajam setelah gagal bertahan di atas level psikologis US$90.000. Koreksi juga bersamaan aksi pembelian jumbo oleh perusahaan milik Michael Saylor, Strategy (MSTR), sebanyak 1.229 Bitcoin dengan nilai pembelian mencapai US$108,8 juta.

Penurunan ini menyebabkan kapitalisasi pasar kripto global menyusut hampir US$100 miliar. Sebelumnya, nilai pasar aset kripto tercatat sebesar US$3,02 triliun tergerus menjadi sekitar US$2,93 triliun.

"Kegagalan menembus level resistensi dikombinasikan dengan likuiditas yang tipis, mempercepat pergerakan turun menuju zona US$87.000," demikian keterangan CoinSwitch Markets Desk dalam riset hariannya dikutip dari MoneyControl pada Selasa, 30 Desember 2025. 

Level support terdekat Bitcoin berada di kisaran US$87.000 hingga US$87.300. Dalam jangka pendek, harga diperkirakan bergerak sideways di rentang US$87.000–US$89.000. 

Jika harga menembus support, potensi penurunan lanjutan masih terbuka. Sebaliknya, jika Bitcoin mampu merebut kembali area US$88.800–US$89.500 maka pasar berpeluang mengalami short squeeze.

Volatilitas juga melanda aset kripto lain. Ethereum turun 3,09 persen, Cardano anjlok 7,62 persen dan Solana melemah 3,43 persen sedangkan XRP dan Tether naik sebesar 0,24 persen dan 0,02 persen dalam 24 jam terakhir.

"Pasar kripto secara keseluruhan diperdagangkan lebih rendah pada hari Selasa, mencerminkan pelemahan di seluruh aset berisiko global karena volume akhir tahun menipis," tutur Analis Delta Exchange, Riya Sehgal.

Sementara itu, Lead Quant Analyst Akshat Siddhant, menyoroti kondisi likuiditas. Ia mengatakan bahwa likuiditas tipis sempat menopang kenaikan harga, tetapi minimnya minat beli lanjutan membuat Bitcoin gagal melanjutkan reli. Meski begitu, ia melihat sinyal positif dari data on-chain. 

“Data menunjukkan pemegang jangka panjang kembali mengakumulasi Bitcoin untuk pertama kalinya sejak Juli. Ini menjadi sinyal konstruktif bagi tren jangka menengah,” imbuhnya.

Menurut Siddhant, Bitcoin saat ini menghadapi resistance di level US$89.700. Sedangkan area US$86.000 menjadi zona support yang cukup kuat. 

Halaman Selanjutnya

Di sisi lain, pendiri WazirX, Nischal Shetty, menilai pasar global masih berada dalam mode waspada. Investor cenderung bereaksi terhadap sinyal likuiditas dan dinamika geopolitik, ketimbang narasi spesifik pada masing-masing aset.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |