Buruh hingga Pegawai BUMN, Inilah Pekerjaan yang Berisiko Tertular TBC

3 hours ago 1

Rabu, 22 Januari 2025 - 07:16 WIB

Jakarta, VIVA – Setiap pekerjaan mempunyai risiko tersendiri baik dari segi keamanan hingga risiko kesehatan. Sebab ada banyak jenis penyakit menular yang bisa terjadi di kalangan para pekerja yang bertemu banyak orang setiap harinya. 

Seperti halnya Tuberkulosis (TBC), penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sangat rentan tertular di lingkungan kerja. Apalagi, pada jenis-jenis pekerjaan yang mempertemukan banyak orang dalam satu tempat dengan kondisi ruangan atau lingkungan yang kurang sehat.

Diungkapkan oleh Direktur Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, dr. Ina Agustina Isturini, MKM, bahwasanya buruh adalah pekerjaan yang paling berisiko tertular oleh TBC berdasarkan data yang diperolehnya. Kemudian diikuti oleh pegawai swasta hingga pegawai BUMN.

"Ini ada data yang kami dapat mengenai TB sensitif obat dan resisten obat ya kebanyakan pada buruh, pelajar, mahasiswa, pegawai swasta, BUMN," kata dr. Ina Agustina Isturini, MKM, dalam media briefing secara daring, Selasa 21 Januari 2025.

Sedangkan berdasarkan sejumlah penelitian, pekerjaan yang paling berisiko tertular TBC adalah mereka yang berkontak langsung dengan penderita TBC yakni tenaga kesehatan dan tenaga lab. Sebab, dua pekerjaan ini sangat besar kemungkinannya untuk sering tatap muka dengan pasien TBC. 

Sedangkan untuk buruh, mereka berisiko mengalami penyakit TBC karena banyaknya orang di suatu tempat. Biasanya, dalam satu pabrik saja ada ribuan karyawan yang bekerja di waktu bersamaan. Sehingga penderita TBC berpeluang menularkan penyakitnya kepada yang lain. Ditambah lagi dengan sirkulasi udara dalam ruangan yang kurang baik sehingga bakteri dan virus semakin mudah berkembang. 

"Kalau berdasarkan penelitian, pekerja yang paling berisiko adalah dia yang lingkungannya berisiko dengan penderita TB yaitu tenaga kesehatan, tenaga lab. Kemudian kalau untuk buruh, dia berisiko karena tempat yang banyak orang dan ventilasi kurang. Selanjutnya adalah pekerja tambang khususnya silica itu memang ada penelitian dia termasuk yang berisiko tinggi," jelas dr. Ina. 

dr. Ina lantas mengingatkan betapa pentingnya melakukan tindak pencegahan penularan TBC di lingkungan kerja. Hal ini bisa dimulai dari diri sendiri dengan cara menerapkan perilaku hidup bersih seperti rajin mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menghindari kerumunan.

"Promotif preventif standar, bagaimana kita menyebar luaskan perilaku hidup bersih dan sehat. Zaman COVID udah bagus gimana kita menggerakkan perilaku bersih dan sehat seperti cuci tangan, kalau sakit pakai masker, menghindari kerumunan, kalau pun ada di kerumunan kita pakai masker," paparnya.

Halaman Selanjutnya

"Kalau berdasarkan penelitian, pekerja yang paling berisiko adalah dia yang lingkungannya berisiko dengan penderita TB yaitu tenaga kesehatan, tenaga lab. Kemudian kalau untuk buruh, dia berisiko karena tempat yang banyak orang dan ventilasi kurang. Selanjutnya adalah pekerja tambang khususnya silica itu memang ada penelitian dia termasuk yang berisiko tinggi," jelas dr. Ina. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |