Jakarta, VIVA – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) mencatat hingga Agustus 2024 sebanyak 27 juta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) telah bertransformasi dan masuk ke dalam ekosistem digital.
Pemerintah terus mendorong pelaku UMKM untuk mengadopsi teknologi digital agar dapat mendongkrak perekonomian nasional dan bersaing secara global.
Para pelaku UMKM bisa memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Digitalisasi bukan hanya tentang teknologi, tetapi, juga tentang menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan UMKM.
Saat ini terdapat 67 juta pelaku UMKM di Indonesia yang menyerap 97 persen lapangan kerja dan berkontribusi hingga 61 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Kemenkomdigi juga mendukung langkah strategis digitalisasi UMKM melalui "3 Go", yakni Go Modern, Go Digital, dan Go Online. Go Modern, fokus pada modernisasi kegiatan UMKM, misalnya pencitraan dan pengelolaan bisnis sederhana.
Go Digital, fokus pada pemanfaatan aplikasi digital dan otomasi proses bisnis. Sedangkan, Go Online, bertujuan memaksimalkan teknologi digital yang dimiliki seperti iklan media sosial sampai pemanfaatan lokapasar dan situs web.
Ilustrasi Startup
Photo :
- pexels.com/SevenStorm JUHASZIMRUS
Penyedia infrastruktur telekomunikasi dan penyedia jasa internet, PT iForte Solusi Infotek, menggelar Grand Final iFortepreneur 2024 sebagai puncak dari kompetisi rencana bisnis digital dengan semangat untuk membantu mempercepat transformasi digital di sektor
di Indonesia.
Menurut Direktur Utama dan Kepala Eksekutif iForte dan Protelindo Group, F Aming Santoso, kompetisi yang digelar tersebut tidak hanya menyediakan platform pembelajaran, tetapi juga ajang berbagi wawasan dan membangun jejaring bagi pelaku UKM.
Ia meyakini bahwa UKM yang terhubung secara digital dapat menciptakan lapangan kerja, memperluas pasar, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
"Kami ingin menjadikannya (kompetisi ini sebagai) sebuah realitas. Mereka (pelaku UKM) diharapkan dapat bertransformasi ke platform digital supaya dapat tetap bertahan dan semakin berkembang," kata dia, di acara Grand Final iFortepreneur 2024 di Jakarta.
Kompetisi yang berlangsung sejak Mei hingga November 2024 ini membawa semangat baru dalam percepatan transformasi digital di sektor UKM. iFortepreneur 2024 berhasil menjangkau lebih dari 2.600 peserta dari 520 kota di seluruh Indonesia.
Terdapat tiga pemenang iFortopreneuer 2024. Posisi tiga ada nama Sila Tea, yakni pelopor teh artisan Indonesia yang telah hadir sejak 2018 dan fokus membawa cita rasa teh asli Nusantara dan budaya minum teh kepada publik luas.
Merek lokal ini fokus pada produksi teh alami berkualitas tinggi, tanpa menggunakan essence dan bahan buatan lainnya. Juara kedua diraih Food Ganic yang merupakan produk bumbu olahan instan untuk berbagai masakan nusantara yang mengutamakan kualitas dan rasa.
Dengan begitu, konsumen bisa bebas memasak berbagai olahan nikmat tanpa mengorbankan efisiensi waktu dan tenaga. Produk Food Ganic dibuat tanpa pengawet dan MSG, serta menggunakan 10 persen bahan alami. Juara pertama iFortopreneuer 2024 diraih Tarunira yang merupakan jenama produk gula lontar organik berkualitas premium.
Produk dari Bali ini digagas oleh I Komang Sukarma, pemuda asal Karangasem, Bali, yang menjadi satu-satunya daerah penghasil pohon lontar terbesar di Pulau Dewata.
"Produk yang digunakan merupakan 100 persen air nira dari pohon lontar dan tanpa bahan kimia apapun," jelas dia.
Halaman Selanjutnya
Source : pexels.com/SevenStorm JUHASZIMRUS