Hyundai: Pengguna EV Tak Terlalu Pikirkan Harga Jual Kembali

1 week ago 7

Kamis, 14 November 2024 - 21:24 WIB

Mandalika, VIVA – Kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) semakin diminati di Indonesia seiring dengan usaha Pemerintah dalam mendorong era elektrifikasi dengan memberikan berbagai keuntungan kepada para konsumen.

Adapun para pengguna mobil listrik bisa mendapatkan insentif, pengurangan pajak, dan bebas ganjil genap.

Kemudian, biaya operasional mobil listrik lebih rendah dibandingkan mobil konvensional. Akan tetapi, harga jual kembali (resale value) kendaraan elektrifikasi ini kerap menjadi pertanyaan.

Hal tersebut lantaran, mobil listrik mulai bermunculan di pasar mobil bekas. Ternyata, resale valuenya sangat turun jauh bahkan bisa berbeda Rp200 juta hingga Rp300 jutaan dibandingkan model barunya. Seperti yang terjadi pada mobil listrik Hyundai Ioniq 5 baru-baru ini.

Menanggapi fenomena tersebut, Chief Marketing Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), Budi Nur Mukmin mengakui bahwa hal itu bisa diatasi apabila lebih banyak pengguna mobil listrik dibandingkan saat ini.

"Apabila kendaraan listrik dari semua merek semakin populer, nanti saat sudah mulai banyak konsumen, resale value juga akan semakin tinggi," ujarnya dikutip VIVA di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Kendati demikian, Budi mengaku bahwa pihaknya melihat para pengguna kendaraan listrik sebenarnya tidak terlalu mempedulikan terkait resale value ini. Mengingat, banyaknya konsumen dari mobil listrik bukan first time buyer (pembeli mobil pertama).

"Memang secara dasarnya, pengguna EV itu kan memang bukan first time buyer. Jadi biasanya mereka sudah punya 1-2 mobil di rumah gitu," tuturnya.

Ia menambahkan, "Jadi, kalau ditanya apakah mereka memikirkan nilai jual kembali, mungkin tidak sesensitif first time buyer atau pelanggan yang beli untuk mobil pengganti,"

Menurutnya, para pengguna kendaraan listrik ini lebih mementingkan keunggulan-keunggulan yang ditawarkan oleh EV ini.

"Jadi buat konsumen yang penting adalah mereka bisa merasakan kelebihan EV termasuk misalnya dari sisi operational cost, running cost yang lebih murah, kemudian terhindar dari ganjil genap gitu," tegas Budi.

Ia pun melanjutkan, faktor-faktor tersebut menjadi pertimbangan utama untuk pengguna EV dibandingkan harus memikirkan resale value.

Halaman Selanjutnya

Kendati demikian, Budi mengaku bahwa pihaknya melihat para pengguna kendaraan listrik sebenarnya tidak terlalu mempedulikan terkait resale value ini. Mengingat, banyaknya konsumen dari mobil listrik bukan first time buyer (pembeli mobil pertama).

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |