Soal Dukungan Jokowi ke Luthfi-Taj Yasin di Pilkada Jateng, Begini Analisa Pengamat

3 hours ago 2

Minggu, 24 November 2024 - 23:43 WIB

Jakarta, VIVA – Pakar politik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Dr. Luthfi Makhasin, memberikan analisisnya mengenai pengaruh langsung dukungan Presiden RI ke 7 Joko Widodo terhadap Ahmad Luthfi dan Taj Yasin di Pilgub Jateng. Menurut Luhtfi, dukungan Jokowi menjadi kunci kemenangan Luthfi-Taj Yasin.

“Menurut survei, angkanya sekitar 40 persen, jadi signifikan. Jokowi tidak berdiri sendiri, tetapi juga ada tambahan variabel lain, yaitu jika dukungan itu diikuti oleh sumber daya politik lainnya, seperti bantuan sosial, institusi partai politik pendukung, dan lainnya,” ujar Luthfi Makhasin pada Minggu, 24 November 2024.

Jokowi Ikut Pawai Bareng Cagub-Cawagub Jateng Ahmad Luthfi dan Taj Yasin (Doc: istimewa)

Photo :

  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Pernyataan ini menunjukkan bahwa meskipun pengaruh Jokowi kuat, keberhasilan pasangan ini tidak terlepas dari faktor pendukung lain yang memperkuat mobilisasi politik di lapangan.

Kehadiran Jokowi dalam kampanye besar di Jawa Tengah baru-baru ini dinilai memiliki dampak simbolis. Namun, Luthfi Makhasin menegaskan bahwa kemenangan tetap ditentukan oleh kerja keras di lapangan.

“Dalam mobilisasi suara, kehadiran di kampanye itu simbolik saja. Penentu utama adalah pertarungan di lapangan,” tuturnya.

Dukungan Jokowi terhadap pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin juga dinilai bermakna ganda.

“Dalam kasus Jateng, dukungan Jokowi ke pasangan Luthfi-Taj Yasin bermakna dua hal: pertama, agar kebijakan gubernur terpilih sinkron dengan kebijakan pusat; kedua, lebih personal, yaitu untuk menyatakan bahwa Jateng tidak identik dengan kandang banteng seperti yang selama ini disandangnya,” ungkap Luthfi Makhasin.

Pernyataan ini menegaskan bahwa Jokowi ingin menghapus stigma bahwa Jawa Tengah adalah wilayah yang sepenuhnya dikuasai oleh PDIP. Ia juga ingin menunjukkan pengaruh politiknya yang masih kuat di luar partai tersebut.

“Sebagai mantan presiden, ya mungkin tidak sampai pada persaingan langsung, tetapi lebih personal. Jokowi ingin menunjukkan pengaruh politiknya lebih besar daripada PDIP sebagai partai politik,” jelas Luthfi Makhasin.

Namun, dukungan Jokowi tidak dapat dipisahkan dari elemen penting lainnya dalam kontestasi politik, seperti logistik dan jaringan relawan.

“Sebagai mantan presiden yang pernah menang di Jateng, pengaruhnya tetap signifikan. Tetapi, itu tidak berdiri sendiri. Ada variabel lain yang perlu dipertimbangkan, seperti logistik dan jaringan relawan,” tegasnya.

Menurut Luthfi Makhasin, turunnya Jokowi dalam kampanye juga bisa menjadi respons terhadap meningkatnya elektabilitas pasangan lawan.

“Ada pengaruhnya, tetapi tidak mutlak, karena ada juga faktor lain seperti yang saya sebutkan di atas. Turun gunungnya Jokowi bisa dibaca sebaliknya, yaitu sebagai respons terhadap meningkatnya elektabilitas pasangan lawan. Pengaruh atau tidak, penjelasannya tidak tunggal, karena selain ketokohan personal, ada juga faktor logistik dan jaringan relawan,” paparnya.

“Sementara ini, peluangnya sama kuat. Yang menang adalah yang paling sedikit membuat blunder menjelang detik-detik akhir pencoblosan,” tambahnya.

Kesalahan atau blunder menjelang hari pemilihan dapat menjadi faktor penentu, terutama di tengah kompetisi yang semakin memanas di Jateng.

Jokowi bertemu dengan pasangan cabup-cawabup Klaten Yoga-Sova dan Cagub-cawagub Jateng Luthfi-Yasin

Photo :

  • Indratno Eprilianto

Hal ini menunjukkan bahwa kemenangan tidak hanya bergantung pada dukungan politik, tetapi juga pada kehati-hatian pasangan calon dalam menjaga citra dan strategi mereka hingga saat-saat terakhir.

Dengan dukungan langsung dari Jokowi serta pengaruhnya yang masih kuat, pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin memiliki peluang besar untuk memenangkan Pilgub Jateng 2024.

Halaman Selanjutnya

“Dalam kasus Jateng, dukungan Jokowi ke pasangan Luthfi-Taj Yasin bermakna dua hal: pertama, agar kebijakan gubernur terpilih sinkron dengan kebijakan pusat; kedua, lebih personal, yaitu untuk menyatakan bahwa Jateng tidak identik dengan kandang banteng seperti yang selama ini disandangnya,” ungkap Luthfi Makhasin.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |