Jakarta, VIVA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan rawan terkoreksi pada perdagangan pasar, Kamis, 14 November 2024. Pergerakan indeks merupakan lanjutan penurunan yang terjadi dimana IHSG melemah sebanyak 0,18 persen ke level 7.308,67.
Analis Bina Artha Sekuritas, Ivan Rosanova, mengungkapkan peluang IHSG untuk menguji level 7.161 sebagai support. Ramalan mengacu pada posisi indeks yang ditutup di bawah area resisten 7348 pada Rabu, 13 November 2024.
"Namun demikian, IHSG dapat melanjutkan kenaikannya menuju 7.506 apabila hari ini tidak turun di bawah support minor 7.268," lanjut Ivan dalam riset hariannya yang dikutip pada Kamis, 14 November 2024.
Adapun titik support IHSG berada pada level 7161, 7061 dan 6958. Sedangkan area resistennya di level 7348, 7451 dan 7506.
Ilustrasi Investasi
Photo :
- pexels.com/George Morina
Lebih lanjut, Phintraco Sekuritas menilai pengaruh sentimen negatif eksternal masih membayangi IHSG. Dari sisi global, pelaku pasar tengah menantikan data inflasi produsen Amerika Serikat (AS) bulan Oktober 2024.
Pasar berekspektasi tingkat inflasi akan mengalami peningkatan ke level 2.20 persen secara yoy. Di mana pada bulan September, inflasi produsen AS di level 1,80 persen yoy.
Kenaikan mengindikasikan adanya tekanan biaya yang lebih tinggi pada tahapan produksi, yang berpotensi mempengaruhi kenaikan harga barang. Ketua The Fed AS, Jerome Powell, juga dijadwalkan untuk menyampaikan pidato di hari yang sama.
Pelaku paras berharap Powell akan memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan moneter dalam pidatonya tersebut. Khususnya bocoran terkait pemangkasan suku bunga yang mungkin berlanjut hingga akhir tahun 2023 setelah melihat perkembangan data inflasi baik dari sisi konsumen maupun produsen.
Di samping itu, perhatian pasar juga tertuju pada rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal-III tahun 2024 di kawasan Eropa. Pasar memproyeksi tingkat PDB melesat sebesar 0,90 persen secara yoyo atau lebih tinggi dari kuartal-III, yaitu 0.60 persen secara yoy.
Data produksi industri di Benua Biru justru diprediksi akan menunjukkan tren berlawanan. Data produksi industri bulan September diperkirakan akan mengalami penurunan menjadi 1.1 persen secara yoy usai membukukan level positif pada bulan Agustus sebesar 0,10 persen yoy. Penurunan dinilai menjadi sinyal adanya tekanan dalam sektor industri, yang berpotensi memengaruhi pemulihan ekonomi di Eropa.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, pilihan teratas (top pick) Phintraco Sekuritas yang masuk dalam rekomendasi saham hari ini antara lain:
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
- PT Astra International Tbk (ASII)
- PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)
- PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO)
Halaman Selanjutnya
Kenaikan mengindikasikan adanya tekanan biaya yang lebih tinggi pada tahapan produksi, yang berpotensi mempengaruhi kenaikan harga barang. Ketua The Fed AS, Jerome Powell, juga dijadwalkan untuk menyampaikan pidato di hari yang sama.