Jakarta, VIVA – Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Puan Maharani buka suara soal hubungan PDI Perjuangan dengan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi). Dia menyinggung manusia tidak ada yang sempurna ketika dicecar hubungan keduanya saat ini.
"Ya kita semua pastinya manusia yang tidak sempurna," ujar Puan Maharani kepada wartawan Senin, 17 Maret 2025.
Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat, 24 Januari 2025
Photo :
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
Puan menjelaskan bahwa setiap manusia memiliki masa lalu. Dia juga menyinggung bahwa setiap manusia pasti memiliki kesalahan.
"Kita semua pasti punya masa lalu, tapi kita ingat bahwa membangun bangsa itu enggak bisa sendirian, kita semuanya itu pasti semua punya kesalahan. Tapi kita juga harus introspeksi diri bahwa bagaimana ke depan untuk bangsa ini dengan problema global, dan masalah-masalah yang tidak mudah kita selesaikan sendiri," ujarnya.
Tak lupa, Ketua DPR RI saat ini meminta agar publik bisa menyudahi pembicaraan yang sifatnya menimbulkan perpecahan.
"Jadi sudahi hal-hal yang kemudian hanya membuat kita ini terpecah belah. Sudahi hal-hal yang membuat kita ini hanya berkutat dengan hal-hal yang membuat kita itu saling berprasangka," kata Puan.
Mengenai ada atau tidaknya utusan Jokowi mendatangi PDIP, Puan enggan berkomentar lebih jauh. Ia meminta untuk bertanya pihak yang bersangkutan.
"Ya tanyakan kepada yang bersangkutan," kata Puan.
Sebelumnya diberitakan, Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) memberikan bantahan keras terhadap tudingan bahwa dirinya mengirim utusan untuk meminta PDIP tidak memecatnya.
Bantahan ini merupakan respons terhadap pernyataan Ketua DPP PDIP, Deddy Yevri Sitorus yang dilontarkan beberapa waktu lalu. Dalam pernyataannya, Jokowi justru menantang PDIP untuk menyebutkan siapa sosok utusan yang dimaksud.
"Enggak ada. Ya harusnya disebutkan siapa, biar jelas. Siapa? Siapa?" ujar Jokowi ketika ditemui di kediaman pribadinya di Jalan Kutai Utara No 1, Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, pada Jumat, 14 Maret 2025.
Mantan Wali Kota Solo itu mempertanyakan logika dibalik tudingan tersebut. Menurutnya, pernyataan Deddy tidak masuk akal karena tidak ada kepentingan baginya untuk mengirim utusan dengan permintaan seperti itu.
"Kepentingan saya apa untuk mengutus itu? Kepentingannya apa? Coba logikanya," ucapnya.
Jokowi mengungkapkan bahwa selama ini dia telah bersabar menghadapi berbagai serangan dari berbagai pihak, termasuk dari PDIP.
Ia menceritakan bagaimana dirinya selalu bersikap diam meskipun mendapat perlakuan tidak menyenangkan.
"Saya itu udah diem lho ya. Difitnah saya diam, dicela saya diam, dijelekkan saya diam, dimaki-maki saya diam. Saya ngalah terus lho. Tapi ada batasnya," kata mantan Gubernur DKI Jakarta.
Deddy Sitorus mengklaim, bahwa ada utusan yang menemui partai sehari sebelum keputusan pemecatan Jokowi sebagai kader. Menurut Deddy, pertemuan tersebut terjadi sekitar tanggal 14 Desember.
"Perlu diketahui bahwa sekitar tanggal 14 Desember, itu ada utusan yang menemui kami, memberitahu bahwa Sekjen (Hasto) harus mundur. Lalu jangan pecat Jokowi dan menyampaikan ada sekitar sembilan orang dari PDIP yang menjadi target dari pihak kepolisian dan KPK," kata Deddy di Kantor DPP PDIP pada Rabu, 12 Maret 2025.
Meskipun Deddy menyebutkan bahwa utusan tersebut adalah sosok yang memiliki kewenangan kuat, dia enggan mengungkapkan identitas orang tersebut. Keengganan ini yang kemudian memicu tantangan balik dari Jokowi yang meminta kejelasan tentang siapa sosok yang dimaksud.
Halaman Selanjutnya
Mengenai ada atau tidaknya utusan Jokowi mendatangi PDIP, Puan enggan berkomentar lebih jauh. Ia meminta untuk bertanya pihak yang bersangkutan.