Kisah Ritual Unik di Sepakbola hingga Laga Tarkam Jadi Inspirasi Film Ghost Soccer: Bola Mati

• 

• Showbiz

• Film

Jumat, 10 Januari 2025 - 13:12 WIB

Jakarta, VIVA – Proses pencarian pelatih sepak bola untuk tim nasional Indonesia menjadi salah satu inspirasi cerita dalam film terbaru produksi Sinemata Buana Kreasindo (SBK), Ghost Soccer: Bola Mati. Film ini mengangkat tema horor komedi dengan latar belakang unik tentang dunia sepak bola dan unsur gaib yang sering dikaitkan dengan pertandingan antarkampung atau Tarkam.  

Film ini diproduksi atas kerja sama antara Multi Buana Kreasindo (MBK) Productions dan Sinemata. Scroll lebih lanjut ya.

Sebelumnya, kedua rumah produksi ini telah menyelesaikan dua film, yaitu The Bell dan Pengin Hijrah. Yang menarik, ketiga film tersebut mengambil lokasi produksi di berbagai daerah dan negara yang berbeda. The Bell diproduksi di Pulau Belitung, sedangkan Pengin Hijrah menggunakan Uzbekistan sebagai salah satu lokasinya. Kini, Subang terpilih sebagai lokasi produksi untuk Ghost Soccer: Bola Mati.  

Menurut DR. Budi Yulianto, Eksekutif Produser Ghost Soccer, pemilihan lokasi ini dilakukan karena Subang menawarkan banyak tempat unik dengan visual yang menawan.

“Ada banyak lokasi dan cerita film yang unik dan menarik membutuhkan visual yang menawan juga. Paduan itulah yang ingin kami hadirkan di film-film produksi rumah produksi kami,” ungkapnya.  

Ide cerita Ghost Soccer muncul setelah maraknya pemberitaan tentang sepak bola Indonesia, mulai dari isu naturalisasi pemain hingga euforia kemenangan yang membangkitkan asa untuk tampil di pentas Piala Dunia. Selain itu, pertandingan Tarkam yang kerap kali melibatkan ritual gaib turut menjadi inspirasi dalam membangun cerita film ini.  

Pertandingan Tarkam, yang sering diisi oleh para veteran sepak bola nasional, dikenal dengan atmosfer riuh dan aneka tradisi mistis yang menyertainya. Hal ini menjadi elemen menarik yang diolah menjadi komedi horor dalam *Ghost Soccer*. Film ini juga menyisipkan pesan moral tentang kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin, serta mengkritik kesombongan dan keangkuhan yang merusak nilai-nilai kemanusiaan.  

Film ini dibintangi oleh Berliana Lovel, Samuel Rizal, Damara Finch, Fajar Nugra, Rin Hermana, Aden Bajaj, Iyan Darmawan, dan Mastur, dengan arahan sutradara Jay Sukmo. Selama 15 hari, tim produksi akan melakukan pengambilan gambar di berbagai lokasi di Subang, termasuk lapangan sepak bola mini DeStars di Cisalak.  

Untuk menambah kesan autentik, pihak produksi telah melakukan pencarian bakat lokal untuk mengisi peran pendukung, terutama dari klub-klub sepak bola di Subang.  

Rangkaian produksi dimulai dengan acara selamatan yang digelar pada Rabu, 8 Januari 2025, sebagai tanda resmi dimulainya pengambilan gambar. Mengenai jadwal rilis, DR. Budi Yulianto menyatakan bahwa pihaknya tengah mempertimbangkan momen yang tepat untuk mendistribusikan film ini di tahun 2025.