Jakarta, VIVA – Sampah makanan adalah salah satu masalah lingkungan yang paling serius di Indonesia dan dunia. Setiap tahun, diperkirakan Indonesia menghasilkan sekitar 46,35 juta ton sampah makanan. Jumlah ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah limbah makanan terbesar di dunia.
Masalah ini tidak hanya menyebabkan pemborosan sumber daya, tetapi juga memicu persoalan lain seperti peningkatan emisi gas rumah kaca dari tumpukan sampah yang membusuk dan pencemaran lingkungan. Scroll lebih lanjut ya.
Sampah makanan umumnya dihasilkan oleh berbagai sektor, mulai dari rumah tangga, industri makanan, hingga restoran dan food chain. Dalam konteks ini, restoran sering dianggap sebagai salah satu kontributor terbesar, mengingat tingginya jumlah makanan yang terbuang dari proses produksi hingga konsumsi. Beberapa faktor seperti porsi makanan yang terlalu besar, pengelolaan stok bahan pangan yang tidak optimal, dan kebiasaan pelanggan yang kurang bijak dalam memesan makanan sering menjadi penyebab utama tingginya limbah makanan dari sektor ini.
Mengelola limbah makanan di sektor restoran dan food chain menjadi tantangan tersendiri. Selain harus mengutamakan kepuasan pelanggan dengan menyajikan makanan berkualitas, mereka juga perlu menemukan cara yang efektif untuk mengurangi sisa makanan. Tanpa strategi yang tepat, tumpukan sampah makanan akan terus meningkat, menambah beban tempat pembuangan akhir dan memperburuk krisis lingkungan.
Dalam upaya mengatasi masalah ini, beberapa restoran mulai memperkenalkan pendekatan baru yang lebih bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah makanan. Salah satu contoh yang menarik adalah langkah yang diambil oleh Lawless Burgerbar, sebuah food chain lokal yang populer di Indonesia. Sebagai salah satu pelaku industri yang ikut menyumbang limbah makanan, mereka merasa perlu untuk berkontribusi dalam upaya pengurangan sampah makanan.
Lawless Burgerbar, seperti banyak restoran lainnya, dihadapkan pada tantangan dalam mengelola limbah makanan yang dihasilkan di setiap outletnya. Menyadari hal ini, mereka memperkenalkan sebuah solusi inovatif bernama UNWASTED WASTE, sebagai bentuk kontribusi dalam mengatasi masalah tersebut.
Melalui program ini, Lawless memodifikasi alat makan yang ada di outlet mereka dengan menambahkan pembungkus makanan biodegradable yang dapat diakses kapan saja oleh pelanggan untuk membungkus makanan yang tidak habis. Inovasi ini tidak hanya sekadar menyediakan kertas pembungkus biasa, tetapi juga memanfaatkan bahan biodegradable yang terbuat dari tinta khusus berbahan dasar kedelai. Tinta ini mempercepat proses penguraian hingga empat kali lebih cepat dibandingkan tinta biasa, memungkinkan sisa makanan yang dibawa pulang oleh pelanggan untuk terurai lebih cepat dan mengurangi penumpukan sampah.
Hasilnya, program UNWASTED WASTE telah sukses mengurangi volume sampah makanan di setiap outlet Lawless, dengan partisipasi aktif dari ratusan pelanggan. Ini menunjukkan bahwa pendekatan kolaboratif antara restoran dan pelanggan dapat menjadi solusi efektif untuk mengurangi limbah makanan.
Halaman Selanjutnya
Source : Lawless