Washington, VIVA – Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), organisasi hak-hak sipil Muslim terbesar di AS, menyatakan Presiden Joe Biden sebagai "penjahat perang", pada Rabu, 13 November 2024, atas keputusannya untuk terus memasok senjata ke Israel.
Dalam pernyataan yang tegas, CAIR menekankan pandangannya bahwa tindakan Biden sama dengan keterlibatan dalam kejahatan perang.
"Biden dengan sengaja mendanai kejahatan perang yang melanggar hukum AS dan internasional dan menjadikannya seorang penjahat perang," kata CAIR, dikutip dari ANews, Kamis, 14 November 2024.
Joe Biden di acara debat kandidat capres AS 2024
Photo :
- AP Photo/Gerald Herbert
"Kami mengutuk keras keputusan Presiden Biden untuk terus memasok senjata mematikan kepada pemerintah Israel secara ilegal, bahkan setelah (Perdana Menteri) Benjamin Netanyahu melanggar tenggat waktu 30 hari yang ditetapkan pemerintah (AS) bagi Israel untuk berhenti membuat Gaza kelaparan," sambungnya.
Sebelumnya, dalam surat tertanggal 13 Oktober yang dikirim oleh Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin kepada rekan-rekan mereka di Israel, AS mendesak Israel untuk memperbaiki kondisi kemanusiaan di Gaza dalam waktu 30 hari atau menghadapi konsekuensi.
Surat tersebut menguraikan tuntutan khusus, termasuk persyaratan minimal 350 truk bantuan untuk memasuki Gaza setiap hari, dan melarang Israel untuk menghentikan semua kegiatan badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) di Israel dan wilayah pendudukan.
Meskipun Israel gagal menerapkan langkah-langkah untuk meredakan krisis kemanusiaan di Gaza, Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada hari Selasa, 12 November 2024, bahwa mereka tidak memiliki perubahan kebijakan untuk diumumkan.
"Kami, saat ini, belum membuat penilaian bahwa Israel melanggar hukum AS," ungkapnya.
Kondisi Gaza di hari keenam pecahnya perang
Diketahui, delapan organisasi bantuan kemanusiaan, termasuk Anera dan Oxfam, merilis laporan pada hari Selasa yang mengatakan bahwa Israel tidak hanya gagal memenuhi kriteria AS, yang akan menunjukkan dukungan terhadap tanggapan kemanusiaan, tetapi secara bersamaan mengambil tindakan yang secara dramatis memperburuk situasi di lapangan, khususnya di Gaza utara.
Halaman Selanjutnya
Meskipun Israel gagal menerapkan langkah-langkah untuk meredakan krisis kemanusiaan di Gaza, Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada hari Selasa, 12 November 2024, bahwa mereka tidak memiliki perubahan kebijakan untuk diumumkan.