Jakarta, VIVA – Pemerintah Indonesia baru-baru ini menerapkan kebijakan pembebasan bea masuk dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) untuk impor mobil listrik utuh (completely built up/cbu).
Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) No. 1/2024 dan akan berlaku hingga 31 Desember 2025 mendatang.
Melalui aturan ini, mobil listrik akan mendapatkan pembebasan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) setelah sebelumnya hanya bebas tarif bea masuk impor dan disebutkan bakal menguntungkan bagi produsen yang belum memiliki pabrik di Tanah Air.
Booth Suzuki Indonesia di GIIAS 2024
Photo :
- Suzuki Indomobil Sales
Menanggapi adanya kebijakan tersebut, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) sebagai manufaktur yang memiliki pabrik di Indonesia menyampaikan bahwa pihaknya bakal mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
"Kalau secara korporat, Suzuki hanya bisa mengikuti peraturan Pemerintah. Secara korporat ya, bahasa korporatnya kita hanyabbisa mengikuti Peraturan Pemerintah," ujar Harold Donnel, 4W Marketing Director Suzuki Indomobil Sales (SIS), dikutip VIVA.
Ia menambahkan, "Pemerintah sudah tahu langkah-langkah yang paling baik untuk masyarakat Indonesia dan juga industrinya. Jadi, kita harus mengikuti,"
Meski ada kebijakan tersebut, Harold menyampaikan bahwa pihaknya tidak akan mengurangi performanya di pasar otomotif Indonesia. Bahkan, Suzuki bersiap mengembangkan manufacturing lebih baik.
"Itikad kita adalah manufacturing, itikad kita adalah salah satunya membuka lapangan kerja. Jadi kita masih memiliki prinsip ke arah sana. Kita akan melakukan yang terbaik untuk bisa mempertahankan Suzuki di Indonesia dengan skema produksi yang ada di Indonesia," tuturnya.
Harold pun menyampaikan, pihaknya akan menaikkan nilai investasi untuk pengembangan manufacturing tersebut.
"Kita akan tetap menaikkan nilai investasi dalam jangka waktu dekat, dan kita buktikan ke pemerintah dan masyarakat Indonesia bahwa Suzuki memang sangat serius dengan market di Indonesia," kata Harold.
Ia pun menyampaikan bahwa Indonesia nantinya akan bermain peran penting untuk pasar di ASEAN.
"Tahun ini, kita sudah mendengar salah satu cerita sedih Thailand, yakni penutupan pabrik. Maka dari itu, Suzuki Indonesia akan menjadi role model yang sangat penting sekali untuk market ASEAN dan kita ingin menyesuaikan itu di tahun 2025," tutupnya.
Halaman Selanjutnya
Meski ada kebijakan tersebut, Harold menyampaikan bahwa pihaknya tidak akan mengurangi performanya di pasar otomotif Indonesia. Bahkan, Suzuki bersiap mengembangkan manufacturing lebih baik.