VIVA – Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia melakukan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor perkebunan kelapa sawit dengan mengkaji ulang modul pelatihan yang sudah ada. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan daya saing perkebunan kelapa sawit nasional, khususnya di tengah tantangan persaingan global dan tuntutan praktik perkebunan yang lebih berkelanjutan.
plt. Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Heru Tri Widarto menjelaskan kajian ulang modul pelatihan ini berfokus pada peningkatan kompetensi teknis pekerja, mulai dari budidaya, pemeliharaan, hingga pengelolaan hasil panen kelapa sawit. "Kita tidak hanya berfokus pada produktivitas, tetapi juga pada praktik perkebunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. SDM yang kompeten adalah kunci untuk mencapai keberlanjutan tersebut," ujarnya.
Sejalan dengan itu, upaya pemutakhiran materi pelatihan dan perbaikan modul materi pelatihan, Direktorat Jenderal Perkebunan melalui Sekretariat Tim Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit lakukan Workshop Review Modul Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit (SDMPKS). Dalam workshop tersebut, dihadiri Tim ahli yang berasal dari Akademisi dan Praktisi di bidang industri Perkebunan kelapa sawit.
Direktur Perlindungan Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Hendratmojo Bagus Hudoro selaku Ketua Harian Tim Pengembangan Sumber Daya Manusa Perkebunan Kelapa Sawit menyampaikan kerjasama pelaksanaan kegiatan pengembangan SDMPKS dengan lembaga pelatihan telah dimulai sejak Tahun 2021.
“Dalam pelaksanaan pelatihan, ada modul pelatihan yang perlu dilakukan penyesuaian terkait dengan regulasi terbaru dan pembaharuan teknologi terkini dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit,” ujar Hendratmojo.
Bagus juga menyampaikan capaian Rekomendasi Teknis (Rekomtek) Pelatihan SDMPKS 2024 yang telah terbit yaitu Rekomtek sebanyak 3.291 orang, proses tanda tangan Rekomtek sebanyak 2.508 orang dan proses verifikasi pusat sebanyak 2.650 orang. Review modul yang dilakukan saat ini, hasilnya akan digunakan untuk bahan materi pelatihan pada tahun 2025 mendatang.
“Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan produksi dan produktivitas kelapa sawit di tingkat pekebun minimal bisa setara atau sama dengan perusahaan Kelapa Sawit,” harap Bagus.
Hadir pula Direktur Penyaluran Dana, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Mohammad Alfansyah mengatakan dana yang dihimpun oleh BPDPKS tersebut sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2015, salah satunya digunakan untuk kepentingan pengembangan sumber daya manusia Perkebunan.
Alfansyah menambahkan, perusahaan eksportir Crude Palm Oil (CPO) telah menitipkan dananya ke BPDPKS untuk digunakan dalam kegiatan pengembangan sumber daya manusia perkebunan kelapa sawit dalam bentuk pelatihan kepada petani, keluarga petani, penyuluh, petugas pendamping, Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di bidang kelapa sawit dan masyarakat sekitar perkebunan kelapa sawit. Nantinya, hasil pelatihan tersebut dapat digunakan untuk kemajuan Kelapa Sawit.
Lebih lanjut, dengan modul pelatihan yang diperbarui, Bagus berharap dapat menerapkan teknologi yang lebih modern dan ramah lingkungan, sehingga produksi kelapa sawit Indonesia semakin kompetitif di pasar internasional.
“Program pengembangan SDM ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen utama kelapa sawit dunia, sekaligus menjawab isu-isu terkait lingkungan yang kerap menjadi sorotan internasional,” tutup Bagus.
Halaman Selanjutnya
Hadir pula Direktur Penyaluran Dana, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Mohammad Alfansyah mengatakan dana yang dihimpun oleh BPDPKS tersebut sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2015, salah satunya digunakan untuk kepentingan pengembangan sumber daya manusia Perkebunan.