Pernyataan Lengkap Tom Lembong Usai Bebas: Saya Sangat Amat Mencintai Republik Ini!

9 hours ago 1

Jakarta, VIVA – Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong, mantan Menteri Perdagangan periode 2015–2016, resmi bebas dari Rumah Tahanan (Rutan) Cipinang, Jakarta, Jumat, 1 Agustus 2025, usai menerima abolisi dari Presiden Prabowo Subianto.

Tom Lembong keluar dari Rutan Cipinang pada pukul 22.05 WIB, Tom Lembong mengenakan kemeja berwarna biru tua didampingi sang istri, Francisca Wihardja; para penasihat hukumnya; serta sahabatnya, Anies Baswedan.

"Saya kembali menghirup udara bebas, kembali kepada keluarga tercinta dan kehidupan normal," kata Tom Lembong saat keluar dari Rutan Cipinang.

Tom Lembong bebas dari tahanan

Berikut adalah pernyataan lengkap Tom Lembong usai keluar dari Rutan Cipinang:

Selamat malam, teman-teman, Ibu, Bapak.

Salam sejahtera bagi kita semua. Terima kasih sudah menunggu berjam-jam, termasuk dalam cuaca yang sangat terik tadi siang. Dedikasi yang luar biasa ini sangat-sangat saya hargai.

Teman-teman, malam ini saya kembali menghirup udara bebas. Saya sekarang kembali ke rumah, kembali dipersatukan dengan keluarga tercinta. Kembali kepada kehidupan normal yang sempat terhentikan selama sembilan bulan.

Pertama-tama, tentu saja saya ingin menyampaikan rasa syukur yang dalam. Tanpa perkenan-Nya, tidak mungkin saya berada di sini hari ini.

Saya juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, atas pemberian abolisi, serta kepada pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat atas pertimbangan dan persetujuannya.

Keputusan ini bukan hanya membebaskan saya secara fisik, tetapi juga memulihkan nama baik dan kehormatan saya sebagai seorang warga negara. Saya tahu keputusan ini tidak mudah, dan saya menghormatinya sebagai keputusan konstitusional yang lahir dari pertimbangan mendalam.

Namun, saya juga sangat-sangat sadar bahwa banyak pertanyaan dan kegelisahan yang menyertai proses ini. Saya menghormati pandangan-pandangan tersebut. Karena sejak awal, saya pun merasa bahwa apa yang saya alami ini bukanlah bagian dari proses hukum yang ideal.

Saya menjalani sembilan bulan yang menantang di balik tembok dan jeruji. Saya pun punya banyak waktu untuk merenung dan merefleksikan, bukan hanya apa yang terjadi pada diri saya, tetapi juga bagaimana sistem hukum kita bekerja, bagaimana publik merespons, dan bagaimana seharusnya negara hadir untuk melindungi setiap warganya.

Saya tahu saya sangat beruntung. Saya memiliki tim hukum yang luar biasa, sahabat-sahabat yang tak henti menyuarakan keadilan bagi saya, keluarga yang tidak pernah goyah, dan publik luas yang memberikan simpati dan dukungan.

Saya juga tidak mau melupakan para pengurus dan petugas rumah tahanan yang telah melayani dengan penuh sikap profesional dan mengayomi.

Saya tidak akan pernah bisa membalas semua itu selain dengan rasa terima kasih yang mendalam, dan dengan komitmen untuk menjadi manusia yang lebih baik dan lebih berguna bagi negeri kita tercinta.

Namun saya juga tidak mau dan tidak akan melupakan mereka yang tidak seberuntung saya. Mereka yang mungkin mengalami nasib serupa, tapi tidak punya suara, tidak punya sorotan, tidak punya perlindungan.

Saya tidak ingin kemerdekaan saya hari ini menjadi akhir dari cerita. Saya ingin ini menjadi awal dan tanggung jawab bersama. Saya ingin menyuarakan, mengingatkan, dan bila mungkin membantu agar sistem hukum kita menjadi lebih adil, lebih jernih, dan lebih memihak kepada kebenaran, alih-alih pada kepentingan sempit tertentu.

Saya juga ingin mengatakan kepada semua bahwa saya kembali dengan semangat yang tidak retak, apalagi patah. Saya masih sangat percaya pada negeri ini, pada bangsa Indonesia yang sejak dulu saya yakini sebagai bangsa terbaik di dunia.

Saya masih sangat amat mencintai republik ini.

Terakhir, untuk keluarga saya yang menjalani ujian ini dengan diam dan ketegaran yang tidak bisa saya gambarkan dengan kata-kata. Dan kepada Ibu Bapak sekalian semuanya, baik yang hadir di tempat ini hari ini maupun yang berada di tempat lain, Ibu Bapak luar biasa. Sangat-sangat luar biasa.

Saya sulit mencari kata-kata. Sangat terharu, sangat tersentuh, sangat terinspirasi.

Ibu Bapak adalah teladan bagi saya. Ibu Bapak adalah inspirasi bagi saya. Saya tidak akan meninggalkan Ibu Bapak karena Ibu Bapak juga tidak meninggalkan saya.

Sekian. Mohon maaf jika saya agak pendek dalam memberikan pemikiran-pemikiran saya malam ini. Tapi pastikan semuanya mengerti secara dalam betapa terharunya saya, betapa bersyukurnya saya atas dedikasi, empati, dan komitmen nurani Ibu Bapak semua.

Sekali lagi, saya tidak akan pernah bisa membalas. Saya hanya bisa meneruskan kepada segenap bangsa kita.

Terima kasih semuanya.

Halaman Selanjutnya

Teman-teman, malam ini saya kembali menghirup udara bebas. Saya sekarang kembali ke rumah, kembali dipersatukan dengan keluarga tercinta. Kembali kepada kehidupan normal yang sempat terhentikan selama sembilan bulan.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |