Jakarta, VIVA — Kebakaran hebat yang melanda Glodok Plaza, Jakarta Barat, pada Rabu malam (15/1), meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban. RS Polri Kramat Jati menerima delapan kantong jenazah hasil evakuasi dari lokasi kebakaran, namun proses identifikasi mengalami kendala besar karena kondisi jenazah yang berada pada tingkat kerusakan paling parah.
Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Ahmad Fauzi, menjelaskan bahwa kondisi korban mencapai derajat keempat menurut istilah forensik. Derajat ini merupakan kategori tertinggi dalam kerusakan jenazah akibat kebakaran, di mana tubuh korban nyaris sepenuhnya berubah menjadi abu atau debu.
“Iya, jadi debu. Pokoknya ini level paling parah,” ungkap Ahmad kepada wartawan di RS Polri Kramat Jati, dikutip Selasa, 21 Januari 2025.
Kebakaran di Glodok Plaza
Photo :
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Kerusakan ekstrem ini tidak hanya menyulitkan proses identifikasi jenazah, tetapi juga menuntut kehati-hatian ekstra dari petugas saat menangani sisa tubuh korban. Ahmad meminta tim evakuasi dan forensik bekerja secara hati-hati untuk menjaga bukti yang tersisa agar tidak semakin hancur.
“Kondisi korban kebakaran sangat rapuh. Jangan sampai cara penanganan yang kurang hati-hati justru merusak bukti yang sudah minim ini,” jelasnya.
Diketahui, tragedi ini bermula ketika api besar berkobar di Glodok Plaza, salah satu pusat perbelanjaan ikonik di kawasan Jakarta Barat. Kobaran api melahap bagian-bagian gedung selama berjam-jam sebelum akhirnya dapat dipadamkan. Ratusan petugas pemadam kebakaran diterjunkan ke lokasi dengan berbagai peralatan canggih untuk mengendalikan situasi.
Proses pemadaman api berlangsung alot karena besarnya kobaran serta struktur bangunan yang kompleks. Api baru dapat benar-benar dijinakkan setelah upaya intensif sepanjang malam.
Dengan kondisi jenazah yang sangat rusak, identifikasi menjadi tugas yang sangat berat bagi tim forensik. Proses ini membutuhkan teknik khusus, termasuk analisis DNA, mengingat visual atau ciri fisik tubuh korban tidak lagi dapat dikenali.
Di sisi lain, pihak RS Polri juga terus memberikan pendampingan psikologis bagi keluarga korban. Mereka diimbau untuk segera memberikan data atau sampel DNA yang diperlukan guna mempercepat proses identifikasi.
Lokasi kebakaran Glodok Plaza diberi garis polisi
Photo :
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Ahmad Fauzi menegaskan bahwa meski sulit, timnya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengungkap identitas seluruh korban. “Kami paham betapa pentingnya kepastian bagi keluarga korban, dan kami akan bekerja keras demi keadilan mereka,” tutupnya.
Hingga kini, penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan. Dugaan sementara mengarah pada korsleting listrik, namun tim kepolisian dan pemadam kebakaran masih mengumpulkan bukti tambahan untuk memastikan kronologi kejadian.
Tragedi ini menjadi pengingat serius akan pentingnya standar keamanan di pusat-pusat perbelanjaan, terutama yang memiliki aktivitas tinggi seperti Glodok Plaza. Pemerintah diharapkan segera mengambil langkah-langkah untuk mencegah insiden serupa terjadi di masa depan.
Halaman Selanjutnya
Dengan kondisi jenazah yang sangat rusak, identifikasi menjadi tugas yang sangat berat bagi tim forensik. Proses ini membutuhkan teknik khusus, termasuk analisis DNA, mengingat visual atau ciri fisik tubuh korban tidak lagi dapat dikenali.