Washington D.C, VIVA – Kebijakan tarif impor mobil sebesar 25 persen dari Presiden Donald Trump belum sepenuhnya berlaku, tapi dampaknya sudah mulai terasa di kalangan calon pembeli mobil di Amerika Serikat.
Berdasarkan data terbaru dari perusahaan riset otomotif Edmunds, sebanyak 37 persen konsumen mobil baru berencana mempercepat pembelian kendaraan mereka agar terhindar dari kenaikan harga akibat tarif.
Sementara itu, 25 persen lainnya justru memilih menunda pembelian karena khawatir kondisi pasar akan berubah drastis.
Tak hanya itu, 75 persen responden menyatakan tarif impor akan memengaruhi keputusan mereka, dengan 44 persen menyebut tarif akan "pasti jadi faktor utama" dan 31 persen menyebutnya "mungkin jadi pertimbangan."
Namun sejauh ini, menurut Edmunds, dampak nyata di pasar belum terlalu besar.
Beberapa produsen memang sudah mulai menaikkan harga eceran pada model tertentu atau membatasi ketersediaan unit tertentu, tapi belum sampai pada level gangguan besar di pasar.
“Beberapa pabrikan melakukan penyesuaian harga dan stok secara terbatas, tapi belum ada perubahan besar-besaran,” kata Jessica Caldwell, Wakil Presiden bidang Riset Edmunds, dikutip VIVA dari laman Insideevs.
Presiden A Donald Trump berbicara di Lusail Palace, Doha, Qatar
Photo :
- AP Photo/Alex Brandon
Justru, efek yang paling nyata saat ini adalah peningkatan penjualan mobil.
Banyak konsumen yang terburu-buru membeli sebelum harga benar-benar naik, dan produsen mobil memanfaatkan momen ini untuk menghabiskan stok yang ada.
Harga mobil baru memang naik, tapi tidak signifikan. Pada April lalu, harga transaksi rata-rata kendaraan baru hanya naik 2,2 persen dibandingkan April 2024, yang masih dianggap normal.
Penjualan mobil pun masih tumbuh, menurut data bulanan dari berbagai produsen yang dilansir CNBC.
Situasi pasar otomotif di AS saat ini bisa dibilang serba tidak pasti. Semua pihak sadar bahwa gelombang besar perubahan akan datang, tapi belum ada yang tahu kapan tepatnya.
Tidak satu pun pabrikan ingin jadi yang pertama menaikkan harga secara besar-besaran, tapi mereka juga tak bisa terus menanggung beban tarif ini tanpa mengorbankan keuntungan.
Halaman Selanjutnya
Source : AP Photo/Alex Brandon