Jakarta, VIVA – Harga mobil Low Cost Green Car (LCGC) kini sudah mulai terus merangkak naik, namun Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memastikan tak jadi barang mewah. Pihaknya, menilai kini mobil LCGC menjadi alat cari uang.
Kenaikan harga mobil-mobil LCGC di Tanah Air pada awal 2025 ini disebabkan pajak pertambahan nilai (PPN) dan opsen pajak kendaraan. Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, menyebut kenaikan harga LCGC harus dipertimbangkan lagi.
Sebab jenis kendaraan ini bukan barang mewah. Di sisi lain, mobil-mobil LCGC ini malah justru dipakai masyarakat untuk mencari nafkah sebagai angkutan sewa berbasis aplikasi atau taksi online.
Mobil Agya Gr Sport
Photo :
- VIVA/Agus Setiawan
"Ini kendaraan yang diminati masyarakat dalam batasan kemampuan mereka, data kita itu hampir 70 persen yang dibeli masyarakat Rp 300 juta ke bawah," kata Kukuh di Jakarta belum lama ini.
"Di sisi lain kendaraan itu (LCGC) sekarang kategorinya bukan kendaraan mewah, karena dipakai untuk cari uang, ini jadi bahan pertimbangan sendiri," sambungnya.
LCGC memang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Indonesia untuk memiliki kendaraan roda empat dengan harga terjangkau. Tapi kini, harganya mulai disesuaikan setiap tahunnya.
Honda Brio Satya di GIIAS 2024
Photo :
- Honda Prospect Motor
Salah satunya adalah Honda Brio Satya, pada Desember 2024 masih di angka Rp167,900 juta sampai Rp253,100 juta, tapi memasuki awal tahun ini sudah mengalami kenaikan, dan perubahannya cukup signifikan dari sebelumnya.
"LCGC itu kenaikannya dijaga, dan itu ada hitungannya, dan dilaporkan ke Kemenperin untuk dapat approval, naiknya berapa. Karena mau nggak mau, ada biaya produksi yang naik, nilai tukar naik, harus ada penyesuaian. Makanya yang tadi harganya ratusan jadi (hampir) Rp 200 juta," papar Kukuh.
Halaman Selanjutnya
Source : Honda Prospect Motor