Jakarta, VIVA – Target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto dinilai masih dapat dicapai, apabila pemerintah memberikan perlindungan terhadap sektor industri dalam negeri.
Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah mengatakan, realisasi pertumbuhan ekonomi tersebut nantinya bisa dibantu oleh industri-industri yang telah menjadi penyokong perekonomian Indonesia selama ini, termasuk industri tembakau.
"Seluruh sektor ekonomi harus berkontribusi terhadap pertumbuhan tersebut, dan harus tumbuh bersama-sama dengan lebih baik khususnya sektor industri yang bisa menciptakan nilai tambah yang lebih besar," kata Piter dalam keterangannya, Kamis, 13 Februari 2025.
Dia juga menyoroti pentingnya peningkatan efisiensi dan mendorong investasi yang lebih merata di berbagai sektor, termasuk dalam hal pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Inflasi terkendali, stabilitas ekonomi tetap terjaga
“Selain itu, produktivitas juga harus diperbaiki, termasuk dalam hal pengembangan SDM. Jadi, pembahasan ini tidak hanya tentang sektor tertentu saja, tetapi banyak faktor yang harus diperhatikan," ujar Piter.
Salah satu sektor yang dinilai memiliki kontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia adalah industri tembakau. Selain memberikan kontribusi besar terhadap penerimaan negara, industri ini juga menyerap sekitar 6 juta tenaga kerja termasuk di sektor Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang padat karya.
Menurut Piter, industri tembakau juga sejalan dengan visi penguatan hilirisasi pemerintahan Prabowo-Gibran, karena melibatkan rantai nilai yang panjang mulai dari petani tembakau, pengolahan, hingga distribusi dan penjualan. Hal ini akan dapat menciptakan efek berganda yang besar bagi perekonomian nasional dan daerah.
Terlebih, industri tembakau juga telah memberikan kontribusi besar melalui Cukai Hasil Tembakau (CHT). Bea Cukai mencatat, penerimaan hasil tembakau menyumbang Rp 216,9 triliun pada tahun 2024 atau tumbuh sekitar 1,6 persen secara year-on-year (yoy).
Kegiatan Program Padat Karya Tunai yang dilakukan Kementerian PUPR.
Photo :
- Dok. Kementerian PUPR
Piter menegaskan, kontribusi itu menjadi salah satu sumber penerimaan negara yang terpenting, untuk mendukung pelaksanaan dan pencapaian seluruh target dan rencana pemerintah terkait pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen tersebut.
"Dengan demikian, industri tembakau tidak hanya berperan dalam menciptakan lapangan kerja, tetapi juga dalam mendukung pembangunan nasional," ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Menurut Piter, industri tembakau juga sejalan dengan visi penguatan hilirisasi pemerintahan Prabowo-Gibran, karena melibatkan rantai nilai yang panjang mulai dari petani tembakau, pengolahan, hingga distribusi dan penjualan. Hal ini akan dapat menciptakan efek berganda yang besar bagi perekonomian nasional dan daerah.