Rabu, 15 Januari 2025 - 10:17 WIB
VIVA – Dinas Keamanan Ukraina (SBU) dikabarkan telah meringkus seorang wanita berusia 21 tahun, yang diduga sebagai otak serangan teror di Oblast (Provinsi) Odesa, Selasa 14 Januari 2025.
Menurut laporan yang dilansir VIVA Militer dari The New Voice of Ukraine, wanita yang identitasnya dirahasiakan itu diyakini tengah merencanakan serangan teror berskala masif di Odesa.
Otoritas intelijen Ukraina menyatakan, berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan wanita tersebut sudah bersiap untuk meledakkan gedung administrasi pemerintah daerah Odesa.
Tak hanya itu, wanita itu juga akan menargetkan basis militer Ukraina yang keseluruhan rencana teror akan menggunakan bom mobil.
VIVA Militer: Wanita dalang serangan teror Odesa diringkus intelijen Ukraina
Photo :
- The Voice of Ukraine
Sial, rencana perempuan itu berhasil digagalkan oleh pasukan intelijen Ukraina yang lebih dulu menetralkan ledakan dari salah satu bahan peledak.
Meski salah satu bom sempat meledak, Dinas Keamanan Ukraina memastikan tidak ada korban yang jatuh.
Dalam laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari situs resmi Dinas Keamanan Ukraina, wanita tersebut berasal dari kota garis depan pertempuran, Kostiantynivka, Republik Rakyat Donetsk (DPR).
VIVA Militer: Bahan peledak yang diamankan intelijen Ukraina
Photo :
- The News Voice of Ukraine
Ia kemudian direkrut oleh Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB), yang diyakini telah memberinya instruksi untuk melancarkan aksi teror di Odesa.
Tak cuma-cuma, intelijen militer Rusia juga menjanjikan wanita itu sejumlah uang dalam jumlah besar.
Setelah berangkat menuju Odesa, wanita itu menewa sebuah apartemen pribadi. Di tempat itu ia membuat dan merakit alat peledak menggunakan sejumlah bahan dasar dari plastik.
VIVA Militer: Bahan peledak yang diamankan intelijen Ukraina
Photo :
- The News Voice of Ukraine
Halaman Selanjutnya
Dalam laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari situs resmi Dinas Keamanan Ukraina, wanita tersebut berasal dari kota garis depan pertempuran, Kostiantynivka, Republik Rakyat Donetsk (DPR).