Mendag Budi 3 Strategi Pasar Baja RI Penuhi Kebutuhan Domestik dan Permintaan Ekspor Tinggi

3 hours ago 1

Rabu, 15 Januari 2025 - 14:44 WIB

Bekasi, VIVA – Menteri Perdagangan, Budi Santoso mengakui, saat ini ketersediaan pasokan baja di dalam negeri masih bergantung pada impor dari luar negeri. Meskipun, di sisi lain Indonesia menurutnya juga selalu berupaya untuk bisa memasok dan mengekspor produk-produk baja, guna memenuhi tingginya tren permintaan dari negara-negara lain.

Saat melakukan pelepasan ekspor produk baja ke Selandia Baru oleh PT Gunung Raja Paksi pagi tadi, Mendag menjelaskan bahwa saat ini Indonesia masih membutuhkan sekitar 4 juta metrik ton baja untuk memenuhi kebutuhan produksi di Tanah Air.

Sementara, sejak lima tahun terakhir tren permintaan produk baja dunia tercatat melonjak mencapai 9,13 persen. Hal itu seiring dengan meningkatnya nilai kebutuhan produk baja dunia, yang disebut-sebut juga telah menyentuh ke angka US$865 miliar.

"Jadi kita itu mau memenuhi kebutuhan dalam negeri saja masih belum bisa gitu. Maka kalau kebutuhan dunia meningkat seperti itu (dan kita juga mau memenuhinya), berarti ya memang harus kerja keras," kata Budi di wilayah Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 15 Januari 2025.

Guna memenuhi kebutuhan baja nasional dan mendongkrak ekspor komoditas tersebut ke mancanegara, Mendag Budi pun menyiapkan tiga program utama yang menjadi strategi andalan pihaknya. Strategi pertama yakni mengamankan pasar dalam negeri yang selama ini menjadi incaran banyak negara penghasil produk baja, dengan menerapkan mekanisme anti-dumping.

Menteri Perdagangan Budi Santoso (dok: Kemendag)

Photo :

  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Mendag memastikan, tindakan pengamanan ekonomi domestik semacam itu juga diperbolehkan secara internasional, sehingga pemerintah pun berkemungkinan melakukan hal serupa. "Kemudian juga bagaimana produk-produk, termasuk produk UMKM dalam negeri kita ini, bisa tersalurkan melalui jalur distribusi dan saluran marketing yang ada di dalam negeri," ujar mendag.

Strategi kedua yakni membantu memperluas pasar ekspor produk baja, yang memungkinkan produk ekspor baja asal Indonesia dikenakan tarif lebih rendah sebagaimana perjanjian ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area (AFTA). "Ini salah satu program kita, yaitu perluasan pasar ekspor. Sehingga sekarang kita banyak melakukan perjanjian dagang dengan negara lain," kata Budi.

Kemudian strategi ketiga yakni dengan mendongkrak kualitas produk UMKM untuk menjangkau pasar ekspor, supaya UMKM asal Indonesia bisa bersaing dengan baik di pasar domestik maupun internasional. "Kalau sudah bisa ekspor, berarti untuk masuk di pasar dalam negeri lebih mudah karena sudah kualitas ekspor. Jadi jangan sampai UMKM Indonesia kalah dengan produk-produk dari negara lain," ujar Budi.

Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso

Photo :

  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Apalagi, saat ini Indonesia memiliki perwakilan khusus untuk mempromosikan perdagangan lokal ke pasar internasional, dalam Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) yang telah tersebar di 33 negara. Perwakilan itu akan membantu para pelaku usaha melakukan pithcing atau penyampaian ide bisnis, kepada pihak-pihak dari negara terkait yang dilakukan setiap bulan Januari. Tujuannya untuk mencari calon pembeli (buyer), dan melakukan pertemuan bisnis untuk mencari peluang kerja sama.

Budi mengaku, Kemendag sendiri telah menggelar agenda tahunan yang akan mempertemukan para pelaku usaha dalam negeri, dengan para seluruh calon konsumen dari berbagai negara.

"Jadi pameran apapun yang diselenggarakan oleh siapa pun sepanjang itu orientasinya ekspor, maka tugas kita sebagai perwakilan adalah mencarikan buyer," ujarnya.

Halaman Selanjutnya

Strategi kedua yakni membantu memperluas pasar ekspor produk baja, yang memungkinkan produk ekspor baja asal Indonesia dikenakan tarif lebih rendah sebagaimana perjanjian ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area (AFTA). "Ini salah satu program kita, yaitu perluasan pasar ekspor. Sehingga sekarang kita banyak melakukan perjanjian dagang dengan negara lain," kata Budi.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |