Jakarta, VIVA - Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah mengungkapkan ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri, pasti bertemu dengan Presiden RI Prabowo Subianto. Namun, ia belum berani berspekulasi mengenai waktunya.
Basarah menjelaskan, setidaknya terdapat dua alasan ia optimis kalau keduanya pasti bertemu. Pertama, yakni karena keduanya mengagumi sosok Presiden ke-1 RI Soekarno alias Bung Karno. Kedua, krisis global yang mengancam dan membutuhkan para elite di Indonesia untuk saling berdamai.
"Dengan demikian, menurut saya, faktor Bung Karno lah yang akan mempertemukan antara Bu Mega dan Pak Prabowo, selain faktor persahabatan mereka berdua yang sangat baik. Dan, Bu Mega mengkhawatirkan berbagai krisis dunia itu akan berdampak langsung terhadap nasib rakyat dan bangsa Indonesia," kata Basarah di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, 15 Januari 2025.
Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri Semeja
Photo :
- VIVA/ Yeni Lestari
Basarah melanjutkan, rencana pertemuan dan silaturahmi antara Megawati dan Prabowo sudah digagas sejak beberapa bulan lalu melalui kader-kader Gerindra dan PDIP.
"Sinyal Ibu Megawati bersedia merencanakan pertemuan dengan Pak Prabowo Subianto salah satunya disampaikan dalam pesan Ibu Mega yang diamanatkan kepada saya untuk disampaikan kepada Pak Prabowo melalui Sekjen Gerindra Ahmad Muzani tanggal 17 Oktober 2024 lalu di ruang kerja Ketua MPR di Gedung Nusantara III Komplek DPR/MPR/DPD RI," ujarnya.
Menurut Basarah, salah satu amanat Megawati yang sudah disampaikan kepada Muzani ketika itu adalah pesan bahwa Megawati bersedia bertemu Prabowo setelah pelantikan kabinet.
Diharapkan memberikan pesan yang kuat bahwa Megawati dan Prabowo suatu saat bertemu langsung. Ini juga tidak ada kaitannya dengan urusan kursi kabinet.
Selain itu, Megawati juga menjelaskan alasannya bersedia bertemu Prabowo lantaran tidak punya masalah dan tetap bersahabat baik dari sejak dulu hingga saat ini.
"Jadi sebenarnya, kesediaan Ibu Mega untuk bertemu Pak Prabowo bukan baru kali ini saja dikemukakan. Pesan bahwa Bu Mega bersedia untuk bertemu dengan Pak Prabowo sudah beliau sampaikan jauh hari sebelumnya," ujarnya.
Selain itu, kata Basarah, bukti keduanya memiliki kesamaan dalam hal kekaguman dengan Soekaro juga terlihat saat dirinya melaporkan hasil pertemuan Pimpinan MPR 2019-2024 dengan Prabowo pada 30 September 2024 di ruang kerja Menteri Pertahanan RI.
Pada saat itu sepuluh orang pimpinan MPR yang dipimpin Bambang Soesatyo menyampaikan surat pimpinan MPR kepada Presiden terpilih Prabowo tentang permohonan tindak lanjut pemulihan nama baik Bung Karno setelah pimpinan MPR membuat surat penegasan tidak berlakunya lagi TAP MPRS Nomor XXXIII Tahun 1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintahan Negara dari Presiden Soekarno dan penegasan bahwa tuduhan Presiden Soekarno telah mendukung pemberontakan G30S/PKI tidak pernah dibuktikan dan batal demi hukum.
Saat itu, Prabowo merespons surat pimpinan MPR tersebut dan mengatakan, ‘tanpa surat pimpinan MPR ini, kalau menyangkut hak-hak Bung Karno jika saya sudah menjabat sebagai presiden nanti pasti akan saya kerjakan’.
Bahkan Ketum Gerindra itu menitipkan pesan untuk Megawati dan Guntur Soekarnoputra bahwa dirinya adalah seorang pengagum dan pencinta Bung Karno.
"Pak Prabowo kemudian menunjuk tangannya ke arah meja kerja utama beliau sebagai Menhan RI yang di belakangnya terdapat lukisan besar Bung Karno sedang menunggang kuda," kata Basarah.
Seluruh hasil pertemuan dan pembicaraannya bersama Pimpinan MPR lainnya dengan Prabowo tersebut kemudian dilaporkan kepada Megawati.
Sejak saat itu Megawati sudah menyatakan ingin bertemu langsung dengan Prabowo untuk mengucapkan terima kasih atas respons yang begitu baik beliau tentang pemulihan nama baik Bung Karno.
Halaman Selanjutnya
Menurut Basarah, salah satu amanat Megawati yang sudah disampaikan kepada Muzani ketika itu adalah pesan bahwa Megawati bersedia bertemu Prabowo setelah pelantikan kabinet.