Korban Tewas Bencana di Sumut Bertambah Jadi 57 Orang, Terbanyak Tapanuli Tengah

4 weeks ago 7

Jakarta, VIVA – Jumlah korban bencana di Sumatra Utara kembali melonjak tajam seiring pembaruan data dari pemerintah daerah. Situasi di lapangan masih jauh dari stabil, sementara tim BNPB terus memverifikasi laporan yang berubah dari jam ke jam.

Di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian ini, pemerintah pusat telah mengerahkan operasi bantuan skala besar atas perintah langsung Presiden Prabowo Subianto.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengungkapkan bahwa perkembangan data korban tidak dapat dipastikan secara final karena sebagian wilayah masih terisolasi dan akses komunikasi terganggu.

“Kemudian untuk Sumatera Utara, kemarin sore kami juga mendapatkan update data terbaru dari Bupati Tapanuli Tengah yang menyampaikan bahwa di Tapanuli Tengah ada 34 jiwa meninggal dunia dan 33 orang masih dinyatakan hilang,” katanya, dalam keterangan video, Jumat 28 November 2025.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari

Laporan dari Tapanuli Tengah ini menjadi faktor utama meningkatnya jumlah korban di provinsi tersebut. Daerah itu menjadi salah satu titik dengan dampak terparah, dan tim penyelamat disebut masih menjangkau beberapa lokasi yang diyakini terdapat korban tertimbun.

“Ini menjadi angka baru yang tentu saja menambah jumlah korban yang sebelumnya di Tapanuli Selatan itu ada 13 meninggal dunia dan tiga hilang,” ujar Abdul.

Selain dua wilayah tersebut, korban juga dilaporkan dari Pakpak Bharat dan Tapanuli Utara.

“Pakpak ada satu korban meninggal dunia dan Tapanuli Utara tiga korban meninggal dunia dan lima hilang,” jelasnya.

Dalam keterangannya, Abdul menekankan bahwa sebagian besar laporan korban datang dari daerah perbukitan dan kawasan dengan struktur tanah labil, sehingga potensi longsor dan tertimbunnya warga sangat tinggi.

Di Kabupaten Humbang Hasundutan, revisi data juga harus dilakukan setelah verifikasi ulang oleh pemerintah daerah.

“Sebelumnya kami juga menyesuaikan angka korban jiwa dari pemerintah daerah Kabupaten Humbang Hasundutan. Lima korban yang sebelumnya disampaikan ini dikoreksi oleh pemerintah daerah angkanya menjadi empat korban meninggal dunia, dan empat hilang,” kata Abdul.

Ia menegaskan bahwa dinamika data ini terjadi bukan hanya karena banyaknya laporan baru, tetapi juga ditemukannya warga yang awalnya dinyatakan hilang tetapi ternyata selamat.

“Memang data ini akan masih dinamis dan tim BNPB yang di lapangan yang mendampingi pemerintah daerah juga akan terus memvalidasi data ini karena situasi masih sangat dinamis,” ucapnya.

“Ada korban hilang yang sebelumnya mungkin tercatat sebagai korban jiwa meninggal dunia ternyata yang bersangkutan masih hidup dan ini kemudian kita koreksi,” tambahnya.

Dengan seluruh pembaruan tersebut, total kumulatif korban meninggal di Sumatra Utara saat ini tercatat:

— 34 orang di Tapanuli Tengah,
— 13 orang di Tapanuli Selatan,
— 1 orang di Pakpak Bharat,
— 5 orang di Tapanuli Utara,
— 4 orang di Humbang Hasundutan.

Sementara pendataan korban terus berlangsung, pemerintah pusat bergerak cepat mengirimkan bantuan dengan skala yang tidak kecil.

Atas instruksi langsung Presiden Prabowo Subianto, empat pesawat angkut militer diterbangkan dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat pagi 28 November, membawa logistik vital dan perlengkapan darurat bagi ribuan warga yang terdampak.

Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya, mengatakan proses pengiriman dilakukan sejak pukul 07.30 WIB, hanya beberapa jam setelah Presiden mengeluarkan perintah pada Kamis malam.

“Jadi pagi ini sekitar pukul setengah delapan pagi, telah diberangkatkan, atas instruksi langsung Bapak Presiden tadi malam kepada seluruh jajaran terkait, untuk memberangkatkan pagi ini empat pesawat, tiga pesawat Hercules, kemudian satu pesawat A400 yang awal bulan ini tiba di Tanah Air untuk terbang ke tiga provinsi yang terdampak bencana,” ujarnya.

Keempat pesawat itu masing-masing diarahkan menuju titik terdekat dari lokasi terdampak di tiga provinsi untuk mempercepat mobilisasi bantuan.

“Jadi akan ke Padang, Sumatra Barat, kemudian ke bandara terdekat di Tapanuli, itu tepatnya nanti akan ke bandara Silangit, Sumatra Utara, kemudian satu ke bandara di Banda Aceh dan Lhokseumawe Aceh Utara karena adalah bandara terdekat dengan lokasi terdampak,” jelas Teddy.

Pengiriman bantuan udara ini penting mengingat sejumlah jalur darat di Sumatra Utara maupun Aceh dilaporkan terputus akibat longsor dan banjir. Upaya pencarian korban serta penyaluran logistik masih menjadi tantangan besar, dan pemerintah menyatakan operasi darurat akan dilakukan tanpa henti hingga seluruh kawasan dapat dijangkau dan semua data korban tervalidasi.

Halaman Selanjutnya

tvOnenews/Abdul Gani Siregar

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |