Jakarta, VIVA – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan entitas anak membukukan pertumbuhan kredit sebesar 12,9 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp959 triliun per Juni 2025.
Pertumbuhan tersebut didukung penyaluran kredit di berbagai segmen, serta terjaganya kondisi likuiditas perseroan.
Sejalan dengan pencapaian pertumbuhan kredit dan pendanaan serta volume perbankan transaksi, kinerja laba bersih BCA dan entitas anak tumbuh 8 persen YoY menjadi Rp29 triliun pada semester I 2025.
“Pertumbuhan kredit BCA positif di berbagai segmen, mulai dari korporasi, UMKM, serta konsumer. Penyelenggaraan BCA Expoversary 2025 turut menopang kinerja pembiayaan pada paruh pertama tahun ini” kata Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk, Hendra Lembong.
Kredit korporasi BCA tumbuh 16,1 persen YoY mencapai Rp451,8 triliun per Juni 2025. Kredit komersial naik 12,6 persen YoY menjadi Rp143,6 triliun, dan kredit UKM meningkat 11,1 persen YoY hingga Rp127 triliun.
Ditopang pertumbuhan KPR sebesar 8,4 persen menjadi Rp137,6 triliun, dan kredit kendaraan bermotor (KKB) 5,2 persen mencapai Rp65,4 triliun, total pertumbuhan kredit konsumer mencapai 7,6 persen YoY hingga Rp226,4 triliun.
Outstanding pinjaman konsumer lainnya (sebagian besar kartu kredit) tumbuh 9,4 persen YoY mencapai Rp23,4 triliun. Kualitas pinjaman BCA terjaga solid, tercermin dari rasio loan at risk (LAR) 5,7 persen pada semester I 2025, membaik dari 6,4 persen pada tahun sebelumnya.
Rasio nonperforming loan (NPL) terkelola di level 2,2 persen. Pencadangan NPL dan LAR memadai, masing-masing 167,2 dan 68,7 persen. Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan naik 21,1 persen YoY menyentuh Rp239,7 triliun per Juni 2025, setara 24,9 persen dari total portofolio pembiayaan.
Hendra Lembong juga berkomitmen menerapkan aspek ESG (Environmental, Social, and Governance), antara lain melalui penyaluran kredit kendaraan bermotor listrik sekitar Rp3,2 triliun per Juni 2025.
Sebagai informasi, BCA kembali menghadirkan program Kredit Multiguna Usaha Kartini, menawarkan bunga spesial mulai 3,21 persen eff. p.a. untuk perempuan pengusaha atau usaha dengan mayoritas karyawan perempuan.
Pada segmen komersial dan UKM yang bergerak di Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) dan sektor pendidikan, BCA juga menawarkan bunga spesial untuk kredit produktif.
Total dana pihak ketiga (DPK) naik 5,7 persen YoY menyentuh Rp1.190 triliun per Juni 2025. Dana giro dan tabungan (CASA) secara konsolidasi berkontribusi sekitar 82,5 persen dari total DPK, tumbuh 7,3 persen mencapai Rp982 triliun.
Total frekuensi transaksi yang diproses BCA naik 17 persen YoY pada semester I 2025, tumbuh 3,5 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Kenaikan frekuensi transaksi tersebut ditopang oleh transaksi mobile dan internet banking yang naik 19 persen YoY.
"Pencapaian kinerja laba BCA di paruh pertama tahun ini juga ditopang oleh pendapatan bunga maupun pendapatan selain bunga. Kami mempertahankan pertumbuhan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang mencapai 7 persen YoY menjadi Rp42,5 triliun pada semester I 2025," jelas Hendra Lembong.
Pada saat yang sama, pendapatan selain bunga naik 10,6 persen YoY menjadi Rp13,7 triliun. Total pendapatan operasional Rp56,2 triliun, naik 7,8 persen YoY. Rasio cost to income (CIR) sebesar 29,1 persen, turun dari 30,5 persen di periode yang sama tahun sebelumnya.
Halaman Selanjutnya
Hendra Lembong juga berkomitmen menerapkan aspek ESG (Environmental, Social, and Governance), antara lain melalui penyaluran kredit kendaraan bermotor listrik sekitar Rp3,2 triliun per Juni 2025.