Jakarta, VIVA – Tahun 2025 diprediksi menjadi momen penting bagi brand lokal untuk menyesuaikan strategi menghadapi dinamika pasar yang terus berkembang. Menurut laporan e-Conomy SEA 2024 dari Google, Temasek, dan Bain & Company, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai Gross Merchandise Value (GMV) sebesar USD90 miliar.
Angka ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara. Melihat perkembangan ini, Hypefast merilis prediksi tren yang diperkirakan akan berpengaruh di 2025. Apa saja?
Ilustrasi Konsumen
Photo :
- pexels.com/Kaboompics.com
1. Keberlanjutan Jadi Prioritas
Di urutan pertama, adalah keberlanjutan yang akan menjadi prioritas. Regulasi terkait keberlanjutan di pasar global diperkirakan akan berdampak signifikan pada strategi brand lokal di 2025. Achmad Alkatiri (Mad), CEO Hypefast, menjelaskan bahwa keberlanjutan tidak hanya menjadi tuntutan dari regulator, tetapi juga dari konsumen.
"Inisiatif produk yang sustainable dan berdampak secara socio-environment akan menjadi sorotan pada tahun 2025. Konsumen sudah tidak lagi hanya akan fokus ke kualitas produk, namun juga yang memiliki nilai, terutama yang sesuai dengan gaya hidup mereka," ujarnya seperti dikutip dari siaran pers, Kamis, 23 Januari 2025.
Ke depan, konsumen juga akan lebih memperhatikan pengemasan ramah lingkungan, transparansi rantai pasok, dan komitmen brand terhadap tujuan keberlanjutan sebagai pertimbangan utama dalam membeli produk.
2. Pemasaran Berbasis Autentisitas
Tren pemasaran menunjukkan pergeseran dari selebritas terkenal ke figur lokal yang lebih autentik, seperti podcaster, penulis, atau ahli di bidang tertentu. Berdasarkan data dari Kantar’s Creator Digest, efektivitas iklan tradisional menurun 11% pada 2024, dan penurunan ini kemungkinan berlanjut di 2025.
"Pendekatan marketing dengan menempatkan founder atau CEO dalam agenda brand diyakini dapat membangun kepercayaan dan hubungan yang nyata dengan konsumen," kata Mad. Konten yang autentik, dipercaya dapat meningkatkan diferensiasi brand dan menciptakan hubungan yang lebih erat dengan audiens.
3. Pengalaman Offline yang Lebih Personal
Meski e-commerce tetap dominan, pengalaman offline diprediksi kembali menjadi elemen penting untuk membangun kepercayaan dan koneksi emosional dengan pelanggan. Toko offline akan difungsikan sebagai ruang interaksi dan komunitas, di mana konsumen bisa mengenal produk secara langsung melalui pengalaman interaktif seperti demo produk dan peluncuran eksklusif.
Integrasi teknologi dan koneksi manusiawi, pemanfaatan tren pemasaran berbasis empati, serta mengadaptasi kehadiran offline untuk pengalaman yang lebih bermakna, bisa membuat brand lokal menciptakan loyalitas yang mendalam dan mengalami pertumbuhan berkelanjutan di tahun 2025.
Halaman Selanjutnya
2. Pemasaran Berbasis Autentisitas