Jakarta, VIVA – Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengungkapkan bahwa sudah ada puluhan laporan mengenai kondisi bangunan pondok pesantren (ponpes) yang rawan ambruk di berbagai wilayah Indonesia.
Menurut Cak Imin, laporan tersebut diterima melalui layanan call center 158 yang dibuka pemerintah untuk menampung pengaduan masyarakat terkait infrastruktur pesantren. Hingga saat ini, tercatat sudah ada sekitar 80 laporan yang masuk.
“Sudah, sampai hari ini sudah 80-an (laporan). Ya kerawanan, intinya kerawanan ambruk,” kata Cak Imin Selasa, 14 Oktober 2025 dikutip VIVA.co.id.
Cak Imin menyebut, laporan terbanyak datang dari wilayah Pulau Jawa, disusul Aceh dan Kalimantan. “Merata sih Jawa, kemudian Aceh, Kalimantan,” ujarnya.
Menko PM Muhaimin Iskandar alias Cak Imin meninjau lokasi ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny
Ia menjelaskan, seluruh laporan tersebut akan diverifikasi terlebih dahulu sebelum dilakukan audit mendalam oleh tim khusus.
Laporan ke Call Center 158
Sebelumnya, Cak Imin telah mengumumkan pembukaan layanan call center 158 yang dibuat oleh Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU). Nomor tersebut dapat dihubungi oleh masyarakat untuk melaporkan kondisi bangunan pondok pesantren yang rawan ambruk atau memerlukan perbaikan.
Cak Imin menjelaskan bahwa call center tersebut disiapkan agar masyarakat dapat dengan cepat melaporkan bila menemukan masalah infrastruktur di pesantren. Ia berharap melalui layanan ini, proses pendataan menjadi lebih akurat dan penanganan bisa dilakukan lebih cepat.
Namun, ia juga mengingatkan masyarakat agar bijak menggunakan layanan tersebut dan tidak memberikan informasi palsu.
“Tolong betul-betul call center ini dimanfaatkan untuk emergency. Mari kita gotong royong saling memberi informasi dan taktis, jangan menjadikan ini main-main," tegas Cak Imin..
Respons Cepat Pemerintah
Langkah ini merupakan tindak lanjut dari perintah Presiden Prabowo Subianto setelah tragedi robohnya bangunan pondok pesantren di Sidoarjo, yang menewaskan puluhan santri. Pemerintah kini tengah melakukan audit besar-besaran terhadap seluruh pondok pesantren resmi di Indonesia.
“Ya, setelah peristiwa yang tragis, menyedihkan, dan menjadi tragedi bencana yang paling besar jumlah korbannya bahkan terbesar dibanding seluruh bencana alam yang pernah terjadi 67 siswa, santri-santri meninggal dunia, 4 sampai 5 orang mengalami disabilitas. Dan tentu ini tragedi yang luar biasa,” ujar Cak Imin, dikutip dari tvOne.
Halaman Selanjutnya
Menurutnya, tragedi tersebut menjadi pengingat bagi semua pihak untuk memperketat pengawasan terhadap keamanan bangunan pendidikan keagamaan.