Netanyahu Ancam Gempur Gaza Lagi jika Hamas Tak Penuhi Tuntutan Keamanan Israel

5 hours ago 1

Sabtu, 18 Januari 2025 - 00:47 WIB

Yerusalem, VIVA - Jika fase kedua kesepakatan pertukaran tahanan dan gencatan senjata gagal, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Jumat, 17 Januari 2025, memperingatkan bahwa Israel akan kembali berperang di Gaza.

Menurut kesepakatan tersebut, negosiasi untuk fase kedua akan dimulai pada hari ke-16 dari fase pertama, yang dimulai pada 19 Januari dan akan berlangsung selama 42 hari.

Pada tahap itu, pasukan Israel akan ditarik dari area permukiman di Gaza, dan 33 sandera Israel akan dibebaskan dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina.

VIVA Militer: Pejuang Hamas Palestina

Kantor Netanyahu menyatakan bahwa kabinet keamanan Israel telah menyetujui kesepakatan pertukaran tahanan dan gencatan senjata pada Jumat.

“Kami telah menerima jaminan yang jelas dari Presiden Biden dan Trump bahwa jika negosiasi pada fase kedua gagal, dan jika Hamas tidak memenuhi tuntutan keamanan kami, kami akan kembali melakukan pertempuran sengit dengan dukungan dari Amerika Serikat,” kata Netanyahu selama rapat kabinet seperti dikutip harian Yedioth Ahronoth.

Surat kabar itu melaporkan bahwa pernyataan Netanyahu tersebut bertujuan untuk menenangkan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang mengancam akan menarik diri dari pemerintahan jika Israel tidak melanjutkan pertempuran setelah fase pertama kesepakatan.

Sementara itu, Menteri Keamanan Nasional dari sayap kanan ekstrem, Itamar Ben-Gvir, mengatakan pada Kamis bahwa partainya, yang memiliki enam kursi di parlemen beranggotakan 120 orang, akan keluar dari pemerintahan jika kesepakatan tersebut disetujui oleh kabinet.

VIVA Militer: Tank tempur Israel di kota Rafah, Jalur Gaza selatan

Qatar mengumumkan kesepakatan tiga fase pada Rabu untuk mengakhiri lebih dari 15 bulan serangan Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 46.000 orang dan meninggalkan wilayah itu dalam kehancuran.

Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang yang dilancarkannya di wilayah tersebut. (ant)

Halaman Selanjutnya

Surat kabar itu melaporkan bahwa pernyataan Netanyahu tersebut bertujuan untuk menenangkan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang mengancam akan menarik diri dari pemerintahan jika Israel tidak melanjutkan pertempuran setelah fase pertama kesepakatan.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |