Jakarta, VIVA – Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, melakukan kunjungan kerja ke China untuk membahas potensi kerja sama strategis dengan Basic International Investment Pte Ltd., di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatra Utara.
Kedatangan Abdul Ghani disambut langsung Pendiri dan Kepala Eksekutif Basic International Investment Pte Ltd., Mr. Liu.
Dalam perbincangan tersebut, ia berencana menambah satu pabrik sarung tangan berbahan dasar karet alami serta mendirikan lembaga penelitian dan pengembangan karet yang bekerja sama dengan lembaga penelitian dalam negeri seperti Riset Perkebunan Nusantara (RPN).
"Kami ingin menegaskan komitmen untuk berkontribusi melalui investasi signifikan yang diproyeksikan mampu menyerap hingga 7.000 tenaga kerja lokal. Kami juga melihat KEK Sei Mangkei adalah lokasi strategis untuk investasi di tengah ketidakpastian politik global," ungkapnya, Senin, 13 Januari 2025.
Sebagai catatan, anak perusahaan Basic International Investment Pte Ltd., PT Basic International Sumatera (BASIC) yang bergerak di bidang manufaktur sarung tangan medis berbahan lateks, telah merealisasikan investasi sebesar Rp659 miliar di KEK Sei Mangkei pada 2024.
Proyek ini menjadi awal dari rencana investasi jangka panjang dengan nilai total Rp15 triliun (sekitar US$925 juta). Untuk tahap pertama, investasi sebesar Rp4,8 triliun (sekitar US$296 juta) akan dilakukan secara bertahap selama lima tahun sejak Juli 2024.
Di mata Abdul Ghani, inisiatif ini memberikan potensi bisnis baru yang dapat meningkatkan nilai ekonomi komoditas karet yang sebelumnya mengalami tekanan harga.
"Rencana konversi lahan karet menjadi sawit atau tebu akan dikaji kembali sesuai kebutuhan bahan baku karet alami Basic International Investment Pte Ltd. Meningkatnya penyerapan tenaga kerja sejalan dengan target Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai pertumbuhan ekonomi delapan persen," jelas dia.
Selain membahas investasi pabrik sarung tangan, keduanya juga membahas potensi kerja sama pembangunan pembangkit listrik dari energi baru terbarukan (EBT) berbasis biomassa. Pembangkit ini nantinya akan memasok kebutuhan listrik KEK Sei Mangkei serta masyarakat sekitar, mendukung transformasi menjadi 'Green Industry Area'.
Bukan itu saja. Liu juga tertarik untuk mengembangkan bisnis di sektor pertanian dan peternakan sapi perah (dairy farm) guna mendukung Program Makan Bergizi Gratis Pemerintah Indonesia.
Halaman Selanjutnya
Di mata Abdul Ghani, inisiatif ini memberikan potensi bisnis baru yang dapat meningkatkan nilai ekonomi komoditas karet yang sebelumnya mengalami tekanan harga.