Jakarta, VIVA – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo berkomitmen untuk mempercepat transformasi Jakarta menjadi kota hijau berkelanjutan. Ia berencana untuk menerapkan Jakarta Green Building Regulation dengan target efisiensi energi dan air yang signifikan pada 2030.
Ia akan membangun Jakarta dengan bangunan baru hemat energi di 2030 mendatang. Sementara itu, untuk bangunan lama, Pemprov menargetkan minimal 50 persen harus turut dirombak agar lebih hemat energi.
Ilustrasi energi hijau atau green energy.
“Ini bagian dari komitmen kami untuk menghadapi perubahan iklim. Tahun 2030, bangunan baru harus hemat energi 100 persen. Bangunan lama minimal 50 persen. Ini target yang saya yakin bisa kita capai bersama,” kata Pramono di Jakarta, Rabu, 23 Juli 2025.
Politikus senior PDIP itu mengatakan bahwa penerapan regulasi bangunan hijau berpotensi menekan emisi karbon Jakarta hingga 10,6 juta ton CO2 per tahun.
Menurutnya, hal itu menjadi salah satu langkah nyata untuk mendukung target pengurangan emisi gas rumah kaca dan menciptakan kota yang lebih tangguh menghadapi krisis iklim.
Pramono juga menambahkan bahwa Pemprov DKI terus membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk anggota C40 Cities, untuk mendukung pendanaan hijau dan transformasi kebijakan.
Jakarta juga resmi bergabung dengan Clean Investment Accelerator, koalisi global yang mendorong kota-kota dunia beralih dari pembiayaan berbasis fosil ke investasi hijau.
“Prinsipnya kami ingin kebijakan ini konsisten dijalankan. Termasuk pengembangan instrumen pembiayaan hijau seperti obligasi hijau dan portofolio ESG. Kami ingin jadi contoh nyata bahwa Jakarta serius berubah,” katanya.
Pemenuhan Ruang Terbuka Hijau di Jakarta
Selain itu, Pramono juga memastikan bahwa transformasi hijau tidak hanya terbatas pada bangunan. Jakarta juga akan menambah ruang terbuka hijau dengan memanfaatkan lahan publik yang terbengkalai, terinspirasi konsep High Line Park di New York.
“Di Jakarta banyak sekali ruang publik yang terbengkalai. Ini akan kita ubah jadi ruang terbuka hijau tanpa harus repot pembebasan lahan,” pungkasnya.
Halaman Selanjutnya
Jakarta juga resmi bergabung dengan Clean Investment Accelerator, koalisi global yang mendorong kota-kota dunia beralih dari pembiayaan berbasis fosil ke investasi hijau.