Jakarta, VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah pada perdagangan hari ini.
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor BI, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp 16.644 per Kamis, 27 November 2025. Posisi rupiah itu menguat 29 poin dari kurs sebelumnya di level Rp 16.673 pada perdagangan Rabu, 26 November 2025.
Sementara perdagangan di pasar spot pada Jumat, 28 November 2025 hingga pukul 09.04 WIB rupiah ditransaksikan di Rp 16.640 per dolar AS. Posisi itu melemah 4 poin atau 0,02 persen dari posisi sebelumnya di level Rp 16.636 per dolar AS.
Tumpukan uang rupiah dengan berbagai nominal
Pemerintah melelaui Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2025. Proyeksi Airlangga sedikit berbeda dengan Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, yang memperkirakan ekonomi di akhir tahun mencapai 5,7 persen.
Pertumbuhan ekonomi kuartal IV bisa di atas 5 persen persisnya berada di rentang 5,4-5,6 persen. Pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2025 akan diumumkan pada Februari 2026.
Oleh karena itu, pemerintah berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi di sisa tahun ini. Upaya tersebut dilakukan melalui berbagai stimulus, baik bantuan langsung tunai (BLT) maupun terkait dengan program-program yang diakselerasi termasuk bantuan beras dan bantuan minyak goreng.
Di lain pihak, Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, meyakini ekonomi di kuartal IV akan melonjak hingga di kisaran 5,7 persen. Sebab, kebijakan atau stimulus yang dilakukan pemerintah untuk menggenjot perekonomian berjalan dengan baik.
Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,04 persen pada kuartal III-2025, lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya yakni 5,12 persen. Namun, hal itu melebihi ekspektasi dari para ekonom sebelumnya antara 4,7-4,8 persen.
"Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.630 - Rp 16.660," ujarnya.
Sebagai informasi, suksesi Ketua Fed menjadi Fokus Bloomberg, yang melaporkan minggu ini bahwa Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, Kevin Hassett, dipandang sebagai kandidat terdepan untuk menjadi Ketua Fed berikutnya menggantikan Powell setelah masa jabatannya berakhir pada Mei 2026.
Hassett dipandang sebagai sekutu dekat Presiden Donald Trump, dan secara luas diperkirakan akan melaksanakan tuntutan presiden untuk menurunkan suku bunga secara drastis bahkan lebih dari Powell.
Halaman Selanjutnya
Trump telah menyerukan penurunan suku bunga yang jauh lebih besar untuk mendorong perekonomian AS, meskipun The Fed sebagian besar menolak seruannya untuk berhati-hati atas inflasi yang stagnan.

4 weeks ago
11









