Bangkok, VIVA – Nama Letnan Jenderal Boonsin Padklang mencuat setelah bocornya skandal percakapan telepon antara Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra dengan mantan Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen – yang berujung penangguhan Paetongtarn dari jabatan perdana menteri.
Dalam potongan percakapan pada 15 Juni lalu, yang kemudian viral di publik, Paetongtarn terdengar menyebut Komandan Angkatan Darat II Jenderal Boonsin sebagai pihak yang berada di "pihak lain" dari pemerintah Thailand dan Kamboja.
Paetongtarn menyebut Boonsin sebagai pihak yang "ingin terlihat keren", sambil meminta Hun Sen untuk tidak mendengarkan suara dari "pihak lawan" di dalam Thailand.
Pernyataan itu memicu reaksi keras, baik dari publik maupun kalangan militer, karena dianggap telah meremehkan panglima militer -- hal yang sangat sensitif di negara yang militernya memiliki pengaruh kuat dalam politik Thailand.
Perdana Menteri (PM) Thailand Paetongtarn Shinawatra
Dalam percakapan berdurasi 17 menit yang dilakukan untuk meredakan ketegangan perbatasan antara Thailand dan Kamboja, Paetongtarn menyebut Boonsin secara tersirat sebagai sosok yang "ingin tampil".
Ia juga meminta Hun Sen untuk tidak mendengarkan pandangan dari pejabat militer tertentu di Thailand. "Jangan dengarkan dia, dia hanya ingin terlihat keren. Mereka dari pihak oposisi," kata Paetongtarn dalam transkrip yang dirilis media lokal.
Pernyataan itu dianggap ofensif, terutama karena Letjen Boonsin saat itu menjabat sebagai Panglima Komando Wilayah Militer II, yang bertanggung jawab langsung atas kawasan perbatasan timur laut—titik panas sengketa antara Thailand dan Kamboja.
Siapa Jenderal Boonsin Padklang?
Letnan Jenderal Boonsin Padklang merupakan perwira senior lulusan akademi militer elit Chulachomklao Royal Military Academy. Ia dikenal sebagai komandan yang disiplin, bersahaja, dan dekat dengan anak buahnya.
Selama menjabat sebagai Panglima Komando Wilayah Militer II, Boonsin berperan penting dalam menjaga stabilitas perbatasan, termasuk saat terjadi insiden tembak-menembak di perlintasan Chong Bok, yang membuatnya memerintahkan penutupan sementara jalur lintas negara.
Di luar tugas militer, Boonsin dikenal menjalani kehidupan sederhana. Ia rutin bermeditasi, memberi makan hewan liar, dan aktif dalam kegiatan keagamaan. Reputasinya sebagai pemimpin yang tegas namun merakyat membuatnya dihormati di kalangan militer dan masyarakat.
Panglima Komando Wilayah Militer II Thailand Letjen Boonsin Padklang
Menanggapi polemik tersebut, Jenderal Boonsin tidak menunjukkan sikap konfrontatif. Ia menerima permintaan maaf dari Paetongtarn dengan sikap terbuka.
"Saya tidak punya masalah. Saya mengerti. Kami hanya menjalankan tugas sesuai konstitusi," kata Jenderal Boonsin singkat kepada media Thailand.
Ia mengaku telah bertemu Paetongtarn dan menerima permohonan maafnya. PM Thailand itu juga berterima kasih atas pengertiannya, seraya menegaskan bahwa dirinya tidak menyimpan dendam apapun, hanya fokus bekerja untuk negara dan kepentingan rakyat.
Diketahui, Mahkamah Konstitusi Thailand menangguhkan Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra dari jabatannya di tengah proses pemeriksaan kasus yang dapat berujung pada pemakzulannya.
Dalam pernyataannya, mahkamah tersebut mengatakan telah menerima petisi dari 36 senator yang menuduh Paetongtarn bersikap tidak jujur dan melanggar standar etika yang ditetapkan oleh konstitusi, terkait bocornya percakapan telepon bernuansa politis dengan mantan pemimpin Kamboja, Hun Sen.
Pembocoran percakapan telepon Paetongtarn dengan politikus veteran Kamboja itu memicu kemarahan publik dan membuat mayoritas koalisinya menipis. Sebuah partai kunci meninggalkan aliansi tersebut dan diperkirakan akan segera mengajukan mosi tidak percaya di parlemen, sementara kelompok-kelompok demonstran menuntut agar perdana menteri mundur
Paetongtarn langsung mengklarifikasi bahwa komentarnya tidak dimaksudkan untuk menyinggung militer, tetapi dimaksudkan untuk menenangkan Hun Sen dan meredakan ketegangan perbatasan yang meningkat.
Ia telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka dan menyatakan bahwa percakapan tersebut adalah bagian dari upaya diplomasi informal guna menjaga perdamaian dan mencegah eskalasi konflik.
"Niat saya murni demi negara, untuk melindungi kedaulatan dan nyawa para prajurit kita," ujarnya dalam pernyataan resmi usai penangguhan.
Halaman Selanjutnya
Siapa Jenderal Boonsin Padklang?