Tidur Memunggungi Suami Berdosakah? Begini Pandangan Islam

• 

• Berita

• Nasional

Selasa, 14 Oktober 2025 - 20:20 WIB

Jakarta, VIVA – Tidur memunggungi suami atau membelakangi suami sering dilakukan pasangan yang telah menikah. Ada banyak alasan istri membelakangi suami ketika tidur, salah satunya terkait dengan rasa pegal di satu sisi.

Namun tidur membelakangi suami disebut-sebut tidak sopan atau tidak menghargai suami sendiri. Bahkan bagi sebagian masyarakat di beberapa daerah tertentu menyebut tindakan tersebut pamali. Lantas bagaimana Islam memandang tindakan istri yang tidur memunggungi pasangannya?

Terkait hal itu, pedankwah kenamaan Buya Yahya angkat bicara. Dijelaskan oleh Buya Yahya, istri yang tidur membelakangi suami tidak dipermasalahkan dalam Islam. Disebut Buya Yahya bahwa tidur miring biasanya terajadi lantaran masalah kenyamanan.

”Itu sopan banget itu, istri sopan membelakangi suami takut dosa. Masalah membelakangi itu suka-suka lah yang penting jangan kurang ajar deh. Kadang punggungnya sakit miring sana miring sini oke deh,” kata Buya Yahya dikutip dari tayangan YouTube Al Bahjah TV, Selasa 14 Oktober 2025.

Buya Yahya juga menjelaskan bahwa istri tidak berdosa jika tidur membelakangi suaminya. Beliau menyebut selama hati istrinya tidak kurang ajar kepada suami maka hal ini tidak masalah.

”Jadi nggak dosa wahai istri, istrinya sopan banget itu pengennya ngadep kepada suami sampai punggungnya sakit mau miring gak bisa. Nggak apa-apa membalakangi suami, dituker kepalanya nggak apa-apa, nggak boleh kurang ajar. Itu cuman masalah kenyamanan tidur aja kok yang penting hatinya nggak boleh kurang ajar,” kata beliau.

Namun jika ingin tidur memunggungi suami, akan lebih baik jika mengungkapkan  terlebih dahulu kepada suami.

 ”Cuman kalau memang Anda terlalu sopan ’bang mohon maaf saya membelakangi ya bang’ itulah ndak apa-apa, suami pun juga gitu. Nggak harus tidur hadap-hadapan, tidur hadap-hadapan tidak harus sesaat begini, begitu itu masalah kenyamanan saja,” jelas Buya Yahya.

Buya Yahya menyebut sebaik-baiknya tidur bagi umat mulim adalah menghadap kiblat.

”Sebaik-baiknya tidur kalau kita bisa berkiblat itu sunnah Allahualam bisawab. Kalau (tidur) ngehadap kiblat nggak bisa (tidur) hadap-hadapan dong  kiblatnya dimana? Ka’bahnya di tengah nanti? Kalau ngehadap kiblat (tidurnya) beriringan dong. Baik ya, (tidur) tidak harus hadap-hadapan,” kata beliau.