Trump Tetapkan Tarif 50 Persen untuk Impor Tembaga, Berlaku 1 Agustus

21 hours ago 3

Kamis, 31 Juli 2025 - 18:04 WIB

Washington, VIVA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani perintah yang memberlakukan tarif 50 persen terhadap impor produk tembaga tertentu mulai 1 Agustus, sebagai bagian dari upaya melindungi industri manufaktur Amerika.

Mengutip alasan keamanan, dalam proklamasi yang ditandatanganinya pada Rabu 30 Juli, Trump menyatakan bahwa tarif baru itu dikenakan terhadap produk tembaga setengah jadi dan produk turunan yang banyak menggunakan tembaga.

Barang-barang tersebut mencakup pipa tembaga, kawat, batang, kabel, konektor, dan komponen listrik, menurut pernyataan Gedung Putih.

Pada awal Juli, Trump telah mengatakan rencana untuk memberlakukan tarif 50 persen atas impor tembaga, tanpa memberikan rincian lengkap. Pernyataan tersebut muncul setelah Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyampaikan hasil penyelidikan dan rekomendasi kepada presiden.

Trump telah menginstruksikan Lutnick pada akhir Februari untuk menyelidiki apakah tarif diperlukan terhadap tembaga, yang merupakan material penting dalam perangkat militer dan produk energi bersih seperti kendaraan listrik.

Sebagai bagian dari upaya mendukung industri tembaga dalam negeri, proklamasi yang ditandatangani Trump tersebut juga memberikan kewenangan kepada Menteri Perdagangan untuk mengambil langkah tambahan.

Salah satunya, mewajibkan 25 persen limbah tembaga berkualitas tinggi yang dihasilkan di domestik untuk dijual di dalam negeri.

Selain tarif yang disebutnya sebagai tarif resiprokal, Trump juga telah memberlakukan tarif atas sektor lain seperti otomotif, baja, dan dan sektor lainnya dengan alasan keamanan nasional.

Pada awal Juni, pemerintah Trump menggandakan tarif untuk impor baja dan aluminium menjadi 50 persen, hanya kurang dari tiga bulan setelah menerapkan langkah perlindungan pertama yang difokuskan pada sektor-sektor tertentu.

Seiring meningkatnya permintaan global terhadap tembaga, Amerika Serikat mengalami peningkatan ketergantungan terhadap impor logam tersebut dalam beberapa tahun terakhir, meskipun AS dulunya salah satu produsen utama tembaga di dunia.

Pejabat AS mengatakan bahwa Trump menyadari ketergantungan berlebihan terhadap tembaga asing dalam berbagai bentuk dapat menimbulkan kerentanan bagi kemampuan militer, pembangunan infrastruktur, dan inovasi teknologi Amerika.

Penggunaan tembaga impor di AS melonjak dari hampir nol persen pada tahun 1991 menjadi 45 persen dari total konsumsi pada tahun 2024, menurut Gedung Putih. (Ant)

Halaman Selanjutnya

Salah satunya, mewajibkan 25 persen limbah tembaga berkualitas tinggi yang dihasilkan di domestik untuk dijual di dalam negeri.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |