Waspada! Hujan Ekstrem Ancam RI hingga Februari 2026, BMKG Ungkap Penyebabnya

4 hours ago 4

Sabtu, 1 November 2025 - 20:30 WIB

Jakarta, VIVA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan menghadapi periode puncak musim hujan yang dimulai pada November 2025 hingga Februari 2026. Dalam periode tersebut, Indonesia akan mengalami peningkatan curah hujan tinggi. 

BMKG menyebut, peningkatan curah hujan tersebut diakibatkan kombinasi suhu muka laut yang lebih hangat dari normal serta aktifnya monsun Asia. Ini berpotensi memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, genangan, dan tanah longsor di berbagai wilayah.

Fenomena cuaca ini bukan sekadar perubahan musiman biasa. BMKG mencatat bahwa suhu laut Indonesia saat ini lebih tinggi dari rata-rata, yang memperkuat proses penguapan dan pembentukan awan hujan di atmosfer. 

Kondisi tersebut diperparah oleh monsun Asia yang membawa massa udara lembap dari Samudra Hindia ke daratan Indonesia, sehingga memperkaya kadar uap air di udara dan meningkatkan peluang terjadinya hujan lebat.

“Suhu muka laut di perairan Indonesia saat ini berkisar 0,5 hingga 3 derajat Celsius lebih hangat dari normal. Hal ini memperkuat proses penguapan dan pembentukan awan hujan,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati sebagaimana dikutip dari Antara, Sabtu, 1 November 2025.

Selain itu, angin monsun Asia yang mulai aktif sejak November turut memperbesar peluang terbentuknya awan konvektif penyebab hujan deras. Dwikorita menambahkan bahwa fenomena La Niña lemah juga telah terdeteksi sejak Oktober 2025 dan diperkirakan bertahan hingga Maret 2026. 

Hujan deras dengan durasi yang cukup lama di DKI Jakarta membuat belasan titik lokasi banjir di berbagai lokasi.

Photo :

  • VIVA.co.id/Andrew Tito

“Indeks La Niña saat ini berada di kisaran minus 0,61, sudah melewati ambang La Niña lemah. Ini bisa memperpanjang musim hujan di sebagian wilayah,” jelasnya. 

BMKG menyoroti bahwa wilayah Jawa bagian barat dan tengah, Sumatra bagian barat, serta Kalimantan bagian barat menjadi daerah yang paling berpotensi mengalami curah hujan ekstrem selama periode ini. Adapun Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur diperkirakan akan mencapai puncak hujan pada Januari hingga Februari 2026.

“Puncak musim hujan dimulai November ini dan akan berlangsung hingga Februari. Potensi curah hujan ekstrem meningkat sehingga perlu kewaspadaan tinggi di daerah rawan bencana,” ujar Dwikorita. 

Halaman Selanjutnya

Ia menambahkan bahwa curah hujan paling intens kemungkinan terjadi antara Desember 2025 hingga Januari 2026, terutama di wilayah padat penduduk seperti Pulau Jawa. Menurut hasil analisis tim Meteorologi BMKG, sebanyak 43,8 persen wilayah Indonesia atau setara dengan 306 zona musim telah memasuki periode musim hujan hingga akhir Oktober 2025. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |