Sumber : Istanbul, VIVA - Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol secara resmi ditangkap pada Minggu dini hari atas tuduhan pemberontakan, menjadikannya presiden pertama dalam sejarah negara itu yang menghadapi penahanan saat masih menjabat, menurut laporan media lokal. Pengadilan Distrik Barat Seoul menyetujui surat perintah penangkapan, dengan alasan adanya bukti yang cukup untuk tuduhan tersebut serta risiko penghilangan barang bukti, lapor Kantor Berita Yonhap. Yoon dituduh memberlakukan darurat militer pada 3 Desember dan diduga mengerahkan pasukan ke Majelis Nasional untuk mencegah anggota parlemen mencabut dekrit tersebut. Setelah penangkapan, Yoon kemungkinan akan didakwa dengan tuduhan pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasaan. Yoon, yang dapat ditahan hingga 20 hari, membantah melakukan kesalahan dalam sidang pengadilan pada Sabtu (18/1), dengan menyatakan bahwa tindakannya “diperlukan untuk menjaga stabilitas nasional.” Namun, para kritikus mengecam pemberlakuan darurat militer yang singkat itu sebagai upaya putus asa untuk mempertahankan kekuasaan di tengah protes atas dugaan korupsi dan salah urus pemerintahan. Mahkamah Konstitusi masih mempertimbangkan apakah akan mengesahkan pemakzulan Yoon, yang disetujui oleh Majelis Nasional yang didominasi oposisi pada 14 Desember. Keputusan akhir diharapkan akan keluar dalam beberapa pekan mendatang. Segera setelah pengumuman tersebut, para pendukung Yoon menduduki Pengadilan Distrik Barat, merampas tameng polisi, dan menyerang petugas, tambah kantor berita itu. Polisi dikerahkan dalam jumlah besar ke pengadilan untuk mengendalikan para pendukung Yoon yang menyerbu masuk, memecahkan kaca jendela, dan masuk ke dalam gedung. "Presiden Yoon Suk-yeol! Presiden Yoon!" mereka meneriakkan. Namun, warga yang mendukung penahanan tersebut langsung bersorak ketika adanya putusan bahwa surat perintah penangkapan Yoon dikabulkan. (ant) Halaman Selanjutnya Mahkamah Konstitusi masih mempertimbangkan apakah akan mengesahkan pemakzulan Yoon, yang disetujui oleh Majelis Nasional yang didominasi oposisi pada 14 Desember.
Berita Terkait
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Pembebasan tiga sandera wanita itu bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dengan Hamas.
Trump memindahkan perayaan ke dalam ruangan, di Rotunda Gedung DPR AS dan parade ke Capital One Arena di dekatnya.
Istri Mantan Presiden Soekarno, Naoko Nemoto Dikenakan Denda Rp 3 Miliar Lebih oleh Pengadilan Jepang
Bagi rakyat Turkistan Timur, perjuangan mereka untuk memulihkan kemerdekaan adalah perjuangan eksistensial. Karena mereka hanya punya dua pilihan: merdeka atau musnah.
Terpopuler
Satpam tewas ditusuk anak majikan di rumah mewah Bogor. Motif cekcok, indikasi pembunuhan berencana, hingga pelaku menyerahkan diri. Simak fakta lengkapnya di sini!
3 oknum itu dicokok usai melakukan pemerasan terhadap Kepsek SMP Negeri 1 Sosa Julu, Kabupaten Padang Lawas atau Palas.
Satpam bernama Septian (37) ditemukan tewas di rumah mewah wilayah Kelurahan Lawanggintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor Jumat, 17 Januari 2025 pukul 04.30 WIB.
Untung mengatakan, peristiwa terjadi saat dirinya sedang ada di dalam kamar rumahnya yang berada di lantai dua.
Selengkapnya Partner
Raksasa hiburan Korea, YG, pada hari Jumat mengatakan bahwa mereka akan mengakhiri bisnis manajemen aktor untuk kembali fokus pada divisi musiknya. Label ini mengatakan b
Pemain anyar Persib Bandung, Garvane Kastaneer ikut berjibaku dalam laga melawan Dewa United pada Jum'at, 17 Januari 2025 lalu. Namun, pemain Timnas Curacao itu tak mampu
Kabinet Israel menyetujui kesepakatan dengan kelompok militan Palestina Hamas untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera di Jalur Gaza, kantor Perdana Menteri Benjamin
Selengkapnya Isu Terkini
tentara korea selatan di perbatasan
Ilustrasi pengadilan atau kasus hukum.