Islamabad, VIVA – Pasukan keamanan Pakistan menyerbu kereta api, yang telah dibajak oleh militan separatis.
Melansir dari The Sundaily, Kamis 13 Maret 2025, dalam serangan itu, keduanya saling baku tembak, dan menewaskan 33 militan. Tewasnya separatis mengakhiri kebuntuan selama sehari yang melibatkan ratusan sandera, kata militer pakistan.
Stasiun Kereta Quetta di Pakistan
Diketahui, militan separatis Baloch pada Selasa, 11 Maret 2025, meledakkan rel kereta api dan melemparkan roket ke Jaffar Express ketika kereta itu sedang dalam perjalanan ke Peshawar di provinsi Khyber Pakhtunkhwa dari ibu kota Balochistan, Quetta. Kereta membawa 440 orang.
Di lain sisi, militer mengatakan 21 sandera dan empat pasukan keamanan tewas selama proses penyanderaan.
"Hari ini kami membebaskan sejumlah besar orang, termasuk wanita dan anak-anak. Operasi terakhir dilakukan dengan sangat hati-hati," kata juru bicara militer Ahmed Sharif Chaudhry.
Dia menambahkan bahwa tidak ada warga sipil yang tewas dalam tahap akhir operasi tersebut.
Sebelum pengumuman militer, Tentara Pembebasan Baloch, yang mengklaim serangan itu, mengatakan telah menewaskan 50 penumpang pada Rabu malam. Pada Selasa, mereka mengatakan telah menahan 214 orang, sebagian besar personel keamanan.
Mereka mengancam akan mulai mengeksekusi sandera kecuali pihak berwenang memenuhi tenggat waktu 48 jam untuk pembebasan tahanan politik Baloch, aktivis, dan orang hilang yang mereka katakan telah diculik oleh militer.
BLA merupakan kelompok bersenjata etnis terbesar yang memerangi pemerintah di Balochistan, yang berbatasan dengan Afghanistan dan Iran.
Dalam beberapa bulan terakhir, para militan telah meningkatkan aktivitas mereka dengan menggunakan taktik baru untuk menimbulkan banyak korban tewas dan cedera serta menargetkan militer Pakistan.
Kelompok militan Baloch mengatakan bahwa mereka telah berjuang untuk mendapatkan bagian yang lebih besar dari kekayaan daerah berupa tambang dan mineral, namun ditolak oleh pemerintah pusat.
Halaman Selanjutnya
Sebelum pengumuman militer, Tentara Pembebasan Baloch, yang mengklaim serangan itu, mengatakan telah menewaskan 50 penumpang pada Rabu malam. Pada Selasa, mereka mengatakan telah menahan 214 orang, sebagian besar personel keamanan.