Bursa Asia Rontok Usai Saham AI di Wall Street Diserbu Aksi Jual

13 hours ago 3

Selasa, 30 Desember 2025 - 08:40 WIB

Jakarta, VIVA – Bursa Asia-Pasifik merosot pada pembukaan pasar pada Selasa, 30 Desember 2025. Koreksi pada dua hari jelang pergantian tahun ini dipicu berlanjutnya aksi jual saham teknologi di bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street, karena investor khawatirkan 'gelembung' kecerdasan buatan (AI). 

Saham Nvidia anjlok lebih dari 1 persen yang membalikkan sebagian dari kenaikan di atas 5 persen yang terjadi sepanjang pekan ketiga bulan Desember 2025. Saham Palantir Technologies, Meta Platforms, hingga Oracle turut mengalami penurunan tajam. 

Koreksi signifikan juga melanda saham Softbank Group Corp lebih dari 2 persen. Penurunan usai perusahaan mengumumkan kesepakatan untuk membeli perusahaan investasi pusat data, DigitalBridge, seharga $4 miliar sebagai bagian dari upaya pengembangan kecerdasan buatan.

CEO SoftBank, Masayoshi Son, mengatakan akuisisi tersebut bertujuan untuk memperkuat fondasi pusat data AI generasi berikutnya. Menurutnya, langkah ini menunjukkan komitmen sekaligus dan memajukan visi perusahaan untuk menjadi penyedia platform “Kecerdasan Buatan Super” terkemuka. 

Ilustrasi Investasi

Photo :

  • pexels.com/Leeloo The First

Sementara itu, saham DigitalBridge justru melonjak sekitar 10 persen setelah pengumuman akuisisi oleh SoftBank. 

Dikutip dari CNBC Internasional, indeks acuan Jepang, Nikkei 225, melemah 0,49 persen. Indeks Topix tergerus 0,36 persen. 

Di Korea Selatan, indeks Kospi anjlok 0,41 persen. Indeks Kosdaq yang terdiri dari saham-saham berkapitalisasi kecil terkoreksi 0,36 persen. 

Indeks S&P/ASX 200 di Australia mencatat kenaikan tipis sebesar 0,19 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong terjun ke level 25.603 dari sebelumnya di posisi 25.635,23.

Aksi jual menyebabkan ketigas indeks acuan di Wall Street terpukul. Indeks S&P 500 ditutup turun 0,35 persen. 

Nasdaq Composite merosot 0,50 persen. Kemudian indeks Dow Jones Industrial Average memimpin penurunan sebesar 0,51 persen.

Ilustrasi manajemen data.

2026 Bisa Jadi Tahun Kiamat Data AI di Indonesia

Bagi Indonesia, krisis kepercayaan data akibat adopsi AI yang lebih cepat daripada kematangan keamanan dan tata kelola harus menjadi perhatian utama.

img_title

VIVA.co.id

30 Desember 2025

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |