VIVA – Setiap umat Muslim tentu memiliki harapan bisa melakukan kebaikan dalam hidupnya. Termasuk dengan mengikuti saran-saran dari ulama yang mengarah pada kebaikan.
Hal ini juga sempat diungkap salah satu jamaah dari Buya Yahya, yang merupakan seorang wanita asal Palu, Sulawesi Tengah. Wanita tersebut mengungkap bahwa dia sempat diamanahkan untuk berkeliling pulau Jawa.
Selama berkeliling itu dia diamanatkan untuk berkunjung menemui ulama, habib, pondok pesantren hingga berziarah ke makam para wali. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Diceritakannya juga, selama perjalanannya sendiri itu, dia sempat bertemu dengan sejumlah orang dan saling bertukar cerita. Dia juga sempat meminta doa untuk kemudahan perjalanannya.
Namun di satu sisi dia merasa berdosa lantaran takut orang yang dimintai doanya tersebut adalah non Muslim. Lantas bagaaimana Buya Yahya melihat insiden ini?
Prof. KH.Yahya Zainul Maarif atau Buya Yahya
Terkait hal itu, Buya Yahya punya jawabannya. Melansir tayangan YouTube Dunia Akhirat, Buya Yahya sendiri menyebut bahwa wanita tersebut kurang paham dengan pesan yang disampaikan oleh sang guru.
Sebab, sudah sepatutnya seorang wanita tidak boleh keluar rumah, kecuali jika wanita tersebut didampingi oleh suami, atau mahramnya yakni adik laki-laki atau ayahnya.
“Guru Anda InsyaAllah orang baik, sesungguhnya. Hanya Anda kurang paham pesan mustahil guru Anda membiarkan Anda jalan sendiri pasti Anda salah paham,” ungkap Buya Yahya.
“Lebih baik Anda diam di rumah daripada keluar, Anda salah paham, salah dengar,” sambung Buya Yahya.
“Kalau guru Anda orang baik tidak mungkin mengizinkan wanita mulia, solehah seperti Anda berkeliling ulama, pasti Anda salah. Anda tidak salah paham berarti guru Anda yang salah,” imbuhnya.
Lebih lanjut diungkap Buya Yahya, tujuan adanya pendamping yang merupakan mahramnya ketika melakukan perjalanan adalah untuk kebaikan perempuan itu sendiri yakni mulai dari sisi keamanan, kenyamanan si wanita.
“Saya khusnuzan kalau Anda yang salah paham, kenapa? karena wanita mulia di rumah, kalau berjalan dengan suami yang menemani bisa mengangkat tas Anda, nunggu di depan toilet, tidak kebingungan, belikan tiket, karena Islam seperti itu beribadah harus ada ilmunya,” jelasnya.
Buya Yahya juga meminta setelah ini agar wanita tersebut tidak perlu ke luar rumah. Dia juga menekankan pentingnya beribadah dibarengi dengan ilmu agama sehingga tidak terjadi kesalahan.
“Setelah ini Anda tidak usah keluar rumah, beribadah di rumah menyebut nama Allah, berzikir. Kalau mau sambung silaturahmi dengan ulama cukup membacakan doa untuk mereka, sambung hati.” tutur Buya Yahya.
“Wanita berjalan tidak (tanpa mahram) kecuali (jalan) dengan suami, adik kandung Anda, ayah, mahram menemani Anda,” lanjutnya.
Buya Yahya
Photo :
- Instagram @buyayahya_albahjah
“Ketika ingin beribadah harus dibarengi dengan ilmu apalagi kedua kali. Itu bukan salah guru Anda, Anda salah paham. Kalau guru Anda ngerti syariah tidak akan seperti ini, karena urusan hukum sangat jelas untuk soal ini,” tegasnya.
Buya juga mendoakan agar wanita tersebut lebih senang tinggal di rumah daripada keluar rumah kecuali dengan pendampingnya yakni suami.
Buya juga mengingatkan bahwa banyaknya orang melakukan kebaikan tanpa pembimbing sehingga malah berdampak membahayakan diri mereka sendiri.
“Dia membahayakan dirinya, biarpun saya bangga dari sisi kerinduan Anda untuk bisa datang ke tempat ini, tapi saya kurang bangga ketika Anda memaksakan datang ke sini karena Anda akan meninggalkan kemulian Anda di tempat Anda yaitu di rumah,” ujarnya.
Di sisi lain, terkait dengan meminta doa kepada orang lain, selama Anda tidak mengetahui bahwa orang yang dimintai doa adalah non Muslim maka tidak masalah. Demikian pula sebaliknya.
“Minta doa ke siapa saja tanpa tau (orang tersebut non muslim) ya sah-sah saja, tapi kalau Anda tau dia tidak seiman dengan Anda lalu Anda meminta doa ini aneh,” jelas Buya Yahya..
“Tidak perlu meminta doa, cukup bertegur sapa yang baik saja, tidak usah minta doa dan semacamnya karena Anda tau dia akan mengadu pada siapa bukan Tuhan yang Anda yakini. Masalah ini sederhana tidak sengaja, Anda tidak mendatangi orang tidak beriman dan meninta doa,” ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Sebab, sudah sepatutnya seorang wanita tidak boleh keluar rumah, kecuali jika wanita tersebut didampingi oleh suami, atau mahramnya yakni adik laki-laki atau ayahnya.