Warga Antre Gas LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi Tanjung Duren, Dijatah Satu Tabung Per Orang

4 hours ago 1

Senin, 3 Februari 2025 - 12:13 WIB

Jakarta, VIVA — Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (kg) kembali membuat warga Jakarta Barat harus rela mengantre panjang demi mendapatkan tabung bersubsidi tersebut. Pemandangan itu terlihat di salah satu pangkalan resmi di Jalan Way Besay, Tanjung Duren Selatan, Senin, 3 Februari 2025, pagi.

Pantauan di lokasi sekitar pukul 10.41 WIB, antrean warga yang ingin membeli gas bersubsidi tersebut memanjang. Sebagian besar warga tampak sabar menunggu giliran, dengan masing-masing membawa satu tabung kosong.

Namun, ada juga yang membawa lebih dari dua tabung meski aturan hanya memperbolehkan pembelian satu tabung per orang. Antrean panjang ini menyebabkan gangguan arus lalu lintas di Jalan Way Besay.

Para pengendara yang melintas harus berhati-hati karena jalanan yang sempit kini semakin padat akibat barisan warga yang mengantre. Beberapa kendaraan bahkan terpaksa melambat atau mencari jalur alternatif untuk menghindari kemacetan.

Tak Semua Warga Kebagian Elpiji 3 Kg

Meskipun sudah rela mengantre sejak pagi, tidak semua warga berhasil mendapatkan elpiji 3 kg. Sekitar pukul 09.46 WIB, stok gas di pangkalan tersebut habis. Sejumlah warga yang masih berada di antrean pun terpaksa pulang dengan tangan kosong.

Salah satu warga yang tidak kebagian adalah Tiyan (33), seorang pedagang mi ayam di kawasan Tanjung Duren. Ia mengaku kecewa karena sudah mengantre lama, tetapi tetap tidak mendapatkan gas yang sangat ia butuhkan untuk usaha sehari-hari.

“Saya butuh dua tabung setiap hari buat jualan. Tapi sekarang susah cari gas, jadi harus muter-muter dulu. Hari ini saya cuma dapat satu tabung, itu pun jauh di Kemanggisan, sekitar dua kilometer dari rumah,” ujar Tiyan.

Menurutnya, jika menggunakan elpiji ukuran 12 kg, harga yang harus ia keluarkan akan jauh lebih besar. “Kalau pakai yang besar, harganya bisa dua kali lipat, sedangkan usaha kecil seperti saya berat kalau harus beli yang mahal,” keluhnya.

Kesulitan mendapatkan gas 3 kg tidak hanya dialami oleh Tiyan. Beberapa warga lainnya juga mengaku harus berpindah-pindah lokasi untuk mendapatkan gas bersubsidi tersebut. Beberapa di antaranya bahkan pergi ke pangkalan di wilayah lain yang berjarak cukup jauh dari rumah mereka.

Salah seorang warga, Dewi (42), mengatakan bahwa dirinya sudah mendatangi dua pangkalan sebelum akhirnya tiba di Jalan Way Besay. “Di dua tempat sebelumnya sudah habis duluan. Akhirnya ke sini, tapi ternyata juga sama saja, stoknya habis,” ujarnya dengan nada kecewa.

Kelangkaan elpiji 3 kg di berbagai wilayah Jakarta bukan kali ini saja terjadi. Beberapa warga menduga adanya distribusi yang tidak merata atau meningkatnya permintaan yang membuat stok cepat habis. 

Diketahui,  pemerintah melalui Kementerian ESDM menetapkan bahwa mulai 1 Februari 2025, pembelian LPG 3 kg hanya dapat dilakukan di Pangkalan resmi Pertamina. Artinya, LPG bersubsidi ini tidak lagi dijual di pengecer. 

Adapun harga LPG 3 kg yang dijual di pangkalan resmi itu sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah daerah masing-masing wilayah.

Masyarakat dapat mengetahui lokasi pangkalan melalui tautan berikut https://subsiditepatlpg.mypertamina.id/infolpg3kg atau melalui layanan informasi pada saluran telepon 135.
 

Halaman Selanjutnya

Menurutnya, jika menggunakan elpiji ukuran 12 kg, harga yang harus ia keluarkan akan jauh lebih besar. “Kalau pakai yang besar, harganya bisa dua kali lipat, sedangkan usaha kecil seperti saya berat kalau harus beli yang mahal,” keluhnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |