Kena Tarif 19 Persen, Anindya Bakrie Pede Ekspor RI ke AS Tumbuh Dua Kali Lipat

6 hours ago 2

Kamis, 17 Juli 2025 - 18:58 WIB

Jakarta, VIVA – Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, menyambut positif kesepakatan tarif impor sebesar 19 persen untuk produk Indonesia ke Amerika Serikat (AS), yang diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump.

Pria yang karib disapa Anin itu menilai, hasil negosiasi pemerintah ini lebih baik dibanding banyak negara lain, dan menjadi peluang bagi peningkatan ekspor nasional. Menurutnya, keberhasilan ini patut diapresiasi karena tercapai di tengah posisi Indonesia yang memang mencatat surplus perdagangan dengan AS.

"Pertama, selamat kepada pemerintah. Karena menurut saya, apa yang telah disepakati itu bagus untuk Indonesia," kata Anin dalam keterangannya, Kamis, 17 Juli 2025.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie di Balai Kota Jakarta

Photo :

  • VIVA.co.id/Fajar Ramadhan

Menurutnya, wajar jika banyak pihak mempertanyakan mengapa tarif tidak bisa ditekan lebih rendah lagi. Namun dibandingkan dengan kondisi global, tarif 19 persen bagi Indonesia ini dianggap lebih ringan dari Meksiko yang dikenakan 35 persen dan China sebesar 30 persen.

Dia juga membandingkan dengan Inggris yang hanya dikenai tarif 10 persen oleh AS, namun neraca dagangnya justru defisit dan berbeda dengan Indonesia yang surplus dalam neraca perdagangan dengan AS.

"Memang banyak yang menanyakan, kenapa 19 persen dan tidak lebih rendah lagi. Tapi ini relatif dengan keadaan Indonesia saat ini. Indonesia berdagang dengan AS dan surplus US$18 miliar, sehingga pasti akan ada tarif. Tapi ini lebih bagus daripada yang dibicarakan sebelumnya yang sebesar 32 persen," ujarnya.

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie

Photo :

  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Anin memperkirakan, kesepakatan ini bisa mendorong kenaikan signifikan nilai perdagangan bilateral. Kadin pun optimistis bahwa dalam lima tahun ke depan, ekspor Indonesia ke AS bisa meningkat hingga dua kali lipat dari kondisi sekarang.

"Kalau saya lihat, perdagangan yang tadinya 40 miliar dolar AS, dalam lima tahun bisa mencapai 80 miliar dolar AS. Kita mesti lihat bukan hanya untungnya buat mereka, tapi apa untungnya buat kita," kata Anin.

Guna memanfaatkan peluang ini, Anin memastikan bahwa Kadin berencana segera menggelar rapat dengan pelaku industri dalam negeri, khususnya sektor tekstil, garmen, alas kaki, hingga elektronik. Dia juga menegaskan pentingnya memastikan kapasitas produksi yang cukup untuk memenuhi lonjakan permintaan.  

“Jangan sampai kita (sudah) mendapatkan suatu kemudahan, tiba-tiba malah dimanfaatkan negara lain yang biayanya lebih mahal hanya karena kita tidak siap," ujarnya.

Halaman Selanjutnya

Source : VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |