Jakarta, VIVA - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menghadiri haul salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH. Bisri Syansuri ke 46. Acara haul itu dirangkai dengan haul Nyai Nur Khodijah serta Milad Ponpes Mambaul Maarif Denanyar, Jombang ke 110.
Kiai Bisri merupakan kakek buyut Cak Imin sekaligus pendiri Ponpes Mambaul Maarif Denanyar.
"Ya Alhamdulillah malam ini Haul mbah Bisri sekaligus Milad Ponpes Denanyar berjalan kancar. Mbah Bisri itu kakek buyut saya. Beliau pendiri Denanyar dan juga bersama-sama Hadratussyeikh mbah Hasyim Asy'ari mendirikan NU," kata Cak Imin di Denanyar, dikutip pada Rabu, 1 Januari 2025.
Cak Imin yang juga Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Masyarakat itu mengenang Kiai Bisri sebagai figur yang punya prinsip kuat. Dia bilang almarhum Kiai Bisri juga adalah ulama.
Dia menuturkan, figur Kiai Bisri semasa hidup juga aktif memperjuangkan kepentingan umat di dunia politik.
"Spirit mbah Bisri terus saya jaga. Saya jalankan sehari-hari. Apa itu? Yaitu ketegasan bersikap. Memiliki keteguhan prinsip, tidak pernah bergeming," tuturnya.
Acara Haul salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH. Bisri Syansuri.
Dia menceritakan saat Kiai Bisri menjabat sebagai Anggota DPR dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sampai tahun 1980.
"Bahkan ketika beliau menjadi anggota DPR, tidak pernah mau menyetujui beberapa prinsip yang sekiranya bertentangan dengan keyakinan dan logika," ujar politikus kawakan yang disapa dengan Gus Muhaimin itu.
Sementara, Ketua Dewan Syura DPP PKB KH. Ma'ruf Amin menilai sosok Kiai Bisri sebagai ulama paripurna. Bagi Ma'ruf, Kiai Bisri bukan hanya ahli fikih, tapi juga ahli pemerintahan.
"Mbah Bisri ini adalah ulama yang paripurna, jarang menemukan ulama se paripurna beliau. Sebagai ulama beliau sudah menyiapkan penggantinya yang yatafaqqahu fiddin. Mengapa? Karena ulama itu tidak hidup selamanya," ujar Kiai Ma'ruf.
Kiai Bisri merupakan salah satu Pendiri Jam’iyyah NU yang lahir di Pati, Jawa Tengah pada 1886. Kiai Bisri termasuk Muassis NU bersama Hadratussyekh KH M. Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Wahab Chasbullah (Rais Aam).
Kiai Bisri menjadi pemegang tongkat estafet ketiga penanam pondasi Jam’iyyah NU yang dikenal ahli Fikih serta ahli politik Islam.
Halaman Selanjutnya
Dia menceritakan saat Kiai Bisri menjabat sebagai Anggota DPR dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sampai tahun 1980.