Jakarta, VIVA – PT Baoshuo Taman Industry Investment Group (BTIIG) alias Huabao Indonesia, berkomitmen untuk terus menginternalisasi prinsip keberlanjutan ke seluruh lini bisnis.
Departement External Huabao Indonesia, Zheng Yong menjelaskan, komitmen itu antara lain ditunjukkan dengan program-program yang memberikan dampak signifikan terhadap pembangunan daerah, khususnya di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
"Diantaranya adalah program-program di bidang infrastruktur Bandara Maleo Morowali, dan program di bidang pendidikan yang dikenal dengan nama Huabao Youth Empowering Chambers (HYEC)," kata Zheng dalam keterangannya, Kamis, 23 Oktober 2025.
PT Baoshuo Taman Industry Investment Group (BTIIG), Huabao Indonesia
Dengan implementasi komitmennya tersebut, Huabao Indonesia pun berhasil meraih dua penghargaan sekaligus dalam bidang Corporate Social Responsibility (CSR) pada ajang Bisnis Indonesia Corporate Social Responsibility Awards 2025 (BISRA 2025), yang bertajuk “Transforming CSR Into Meaningful Impact During Uncertain Time”.
Zheng yang menerima langsung penghargaan tersebut mengatakan, capaian ini merupakan bentuk apresiasi terhadap konsistensi Huabao dalam mengelola Pilar Sosial, sebagai bagian dari kerangka keberlanjutan.
"Huabao akan terus menginternalisasi prinsip sustainability ke dalam sistem kerja organisasi secara menyeluruh, salah satunya melalui program-program yang memiliki dampak positif terhadap masyarakat khususnya di sekitar lingkar industri," ujarnya.
Ditempat terpisah, External Manager Huabao Indonesia, Cipto Rustianto menambahkan, Zhenshi Holding Group telah merampungkan dua proyek di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Keduanya yakni berupa perpanjangan landasan pacu Bandara Maleo, dan perbaikan ruas jalan trans Sulawesi di Desa Ambunu, Kecamatan Bungku Barat.
"Landasan pacu Bandara Maleo diperpanjang dari 1.500 meter menjadi 1.800 meter dengan lebar 30 meter," kata Cipto.
Dia menjelaskan, khusus untuk proyek Bandara Maleo itu menelan investasi sekitar US$10 juta atau setara Rp 164 miliar. Sedangkan untuk program di bidang pendidikan, hal itu bertujuan untuk terus mendorong kualitas dan kuantitas sumber daya manusia lokal agar bisa memiliki daya saing secara global sehingga bisa terserap di berbagai industri.
“Kami berharap program HYEC ini mampu mendorong daya saing SDM lokal agar bisa lebih kompetitif, baik di dalam industri dalam negeri maupun industri luar negeri. Karena dalam HYEC tersebut, para siswa dibekali pembelajaran soft skill yang menjadi modal utama bisa di serap di industri," ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Sebagai informasi, program HYEC ini sudah di gelar sejak 2023, dan sudah menyasar siswa-siswi di Kabupaten Morowali. Mulai dengan pembelajaran soft skill seperti Public Speaking dan Problem Solving untuk anak-anak SMK, seperti di SMK 1 Bungku Barat dan SMK 2 Bungku Barat. Selain itu untuk pembelajaran Bahasa Mandarin, sudah mulai di terapkan untuk anak Sekolah Dasar di SD Tondo dan TK seperti di TK Assyahfa di Desa Topogaro dengan konsep bermain sambil belajar Bahasa Mandarin.