Jakarta, VIVA – PT Permodalan Nasional Madani (PNM) terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat ekosistem ultramikro di Indonesia melalui program pemberdayaan ekonomi keluarga, yakni Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar).
Program ini tidak hanya memberikan pembiayaan usaha, tetapi juga memperluas akses ke usaha yang dimiliki oleh perorangan dengan skala bisnis yang lebih kecil.
Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, dalam acara yang berlangsung di Menara PNM Jakarta pada Selasa (18/3/2025), mengungkapkan bahwa pada tahun 2023, PNM Mekaar telah mencatatkan 14,8 juta nasabah, di mana 4,4 juta di antaranya masuk dalam kategori miskin ekstrem.
Meskipun angka tersebut menunjukkan tantangan yang signifikan, PNM tetap berkomitmen untuk mendukung segmen ultramikro, khususnya individu yang tergolong miskin ekstrem dan baru memulai usaha.
Fokus utama perusahaan adalah pada pemberdayaan serta peningkatan kapasitas usaha mereka guna mendorong kemandirian ekonomi.
"Ini adalah tahun ke-10 bagi program PNM Mekaar. Kami memandang transformasi besar kami adalah dengan fokus pada segmen ultramikro, mereka yang baru mulai usaha," ujar Arief.
PNM Mekaar capai 15,4 juta nasabah
Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi
Arief juga mengungkapkan bahwa hingga Maret 2025, jumlah nasabah Mekaar telah mencapai 15,4 juta, yang tergabung dalam 890.000 kelompok di 6.165 kecamatan dari total sekitar 7.400 kecamatan di Indonesia, serta hadir di 452 kabupaten/kota dari 514 kabupaten/kota di tanah air, meliputi 36 provinsi.
PNM Mekaar sendiri merupakan program pemberdayaan berbasis kelompok yang bertujuan untuk memberikan pembiayaan tanpa agunan kepada perempuan pra-sejahtera pelaku usaha mikro.
Pembiayaan ini bertujuan membantu mereka untuk memperkuat usaha, meningkatkan kapasitas ekonomi keluarga, dan berkontribusi pada pengurangan angka kemiskinan.
Laba PNM 2024 capai Rp1,49 triliun
PT Permodalan Nasional Madani (PNM), BUMN di bidang pemberdayaan dan pembiayaan UMKM.
Pada laporan keuangan per 31 Desember 2024, PNM dan entitas anak mencatatkan laba sebesar Rp1,49 triliun, mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,64 triliun.
Meskipun demikian, Arief memastikan bahwa seluruh parameter keuangan perusahaan menunjukkan tren pertumbuhan yang berkelanjutan.
"Walaupun laba sedikit turun dibandingkan tahun 2023, semua komponen dan parameter menunjukkan bahwa kami tetap tumbuh dan sustain," jelasnya.
Di sisi lain, pendapatan dan beban bunga serta syariah bersih PNM meningkat 9,64 persen menjadi Rp13,37 triliun. Ekuitas perusahaan juga tumbuh 16,45 persen menjadi Rp10,55 triliun.
Dari sisi operasional, PNM dan entitas anak telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp73,93 triliun hingga akhir tahun 2024.
Dukungan stakeholder memperkuat ekosistem ultramikro
Menurut Arief, pencapaian tersebut tidak terlepas dari peran berbagai stakeholder yang turut mendukung PNM dalam memperkuat ekosistem ultramikro yang telah dibangun.
"Kami didukung berbagai stakeholder, ada sesuatu yang kita bisa lakukan untuk ekosistem ini. Kami informasikan, dengan jumah nasabah yang seperti ini kami concern memperkuat ekosistem yang sudah kami bangun," tutupnya.
Komitmen PNM dalam meningkatkan kepercayaan diri pemilik usaha mikro dan memperkuat ekosistem bisnis ultramikro di Indonesia diharapkan terus memberikan dampak positif, tidak hanya bagi individu penerima manfaat, tetapi juga bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Halaman Selanjutnya
PNM Mekaar sendiri merupakan program pemberdayaan berbasis kelompok yang bertujuan untuk memberikan pembiayaan tanpa agunan kepada perempuan pra-sejahtera pelaku usaha mikro.