Surakarta, VIVA – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, memulai upaya konservasi Panggung Songgo Buwono, salah satu ikon Keraton Surakarta.
Bangunan bersejarah yang dibangun pada tahun 1728 Masehi ini menjadi simbol tinggi budaya dan pengetahuan arsitektural masa lalu, namun kini memerlukan langkah pemugaran untuk melestarikan nilainya.
“Pemugaran Panggung Songgo Buwono adalah langkah penting untuk memastikan warisan budaya ini tetap terjaga bagi generasi mendatang. Proses konservasi harus dilakukan secara menyeluruh, mulai dari kajian, dokumentasi, hingga langkah pemugaran yang memenuhi kaidah budaya Keraton Surakarta,” ujar Fadli Zon dalam keterangan persnya, Jumat, 24 Januari 2025.
Panggung Songgo Buwono, ikon Keraton Surakarta
Panggung Songgo Buwono, yang memiliki struktur segi delapan setinggi 30 meter dengan enam lantai, telah mengalami kerusakan signifikan pada beberapa bagian, termasuk dinding yang retak, lantai kayu yang lapuk, dan konstruksi kayu yang lepas.
Menteri Kebudayaan meninjau langsung setiap lantai bangunan tersebut, didampingi oleh Pangeran KGPH Hangabehi, dan menegaskan urgensi pemugaran segera.
Prosesi “wilujengan,” doa di Sasono Parasdya, mengawali kegiatan ini. Menteri Kebudayaan kemudian turut mengikuti doa di lantai pertama Panggung Songgo Buwono dan menapaki tangga hingga ke puncak lantai enam, berdoa agar proses pemugaran berjalan lancar.
Sebagai wujud komitmen pelestarian, Fadli menegaskan diperlukan langkah segera yang diawali dengan kajian, identifikasi dan dokumentasi bagian-bagian yang rusak, hingga langkah-langkah konservasi yang tepat.
“Proses pemugaran Panggung Songgo Buwono ini juga harus memenuhi kaidah dan tatanan budaya yang baku di Keraton Surakarta. Melestarikan nilai-nilai yang mengiringi pemugaran harus tetap dilakukan,” ujar Fadli.
Dukungan penuh dari Pakubuwono XIII juga disampaikan dalam kesempatan ini. “Sinuhun Pakubuwono XIII mendukung dan merestui upaya pemugaran ini sebagai langkah awal pelestarian Keraton Surakarta. Kami berharap dukungan keluarga besar Keraton dan seluruh pihak yang terlibat dapat memudahkan proses ini,” jelas Fadli.
Turut hadir dalam acara ini Dra. GKR Koes Murtiyah Wandansari atau Gusti Moeng selaku Ketua Dewan Adat Keraton Surakarta, KGPH Panembahan Agung Tedjowulan sekaliyan, GKR Ayu Koes Indriyah, GKR Timur, KGPH Hangabehi, KPH Edy Wirabhumi SH MH, serta para Sentana dan abdi dalem.
Panggung Songgo Buwono merupakan simbol spiritual dan budaya yang menggambarkan kekayaan nilai-nilai Nusantara. Pemugaran ini diharapkan menjadi langkah awal untuk konservasi bangunan lain di Keraton Surakarta.
Diharapkan bangunan tersebut tidak hanya menjadi saksi sejarah, tetapi juga pusat edukasi budaya yang menginspirasi generasi mendatang untuk terus mencintai dan melestarikan warisan bangsa.
Halaman Selanjutnya
Sebagai wujud komitmen pelestarian, Fadli menegaskan diperlukan langkah segera yang diawali dengan kajian, identifikasi dan dokumentasi bagian-bagian yang rusak, hingga langkah-langkah konservasi yang tepat.