Polusi Udara di Thailand Memburuk, 350 Sekolah Ditutup

8 hours ago 1

Jumat, 24 Januari 2025 - 17:58 WIB

Bangkok, VIVA – Polusi udara di ibu kota Thailand membuat lebih dari 350 sekolah ditutup, pada Jumat, 24 Januari 2025. Hal itu disampaikan oleh otoritas kota.

Pejabat Bangkok mengumumkan transportasi umum gratis selama seminggu dalam upaya untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di kota yang terkenal dengan asap knalpot yang berbahaya.

Polusi udara musiman telah lama melanda Thailand, seperti banyak negara di kawasan tersebut, tetapi kondisi berkabut minggu ini telah menutup sebagian besar sekolah sejak 2020.

"Sulit bernapas. Saya benar-benar merasakan panas di tenggorokan," kata Benjawan Suknae (61), seorang penjual minuman.

"Saya pikir (penutupan sekolah) dapat membantu sampai titik tertentu," tambahnya dikutip dari Channel News Asia, Jumat 24 Januari 2025.

Pemerintah Kota Bangkok mengatakan telah menutup 352 sekolah di 31 distrik karena polusi udara.

Pada hari Kamis, 23 Januari 2025, lebih dari 250 sekolah di Bangkok ditutup karena polusi, dan para pejabat mendesak orang-orang untuk bekerja dari rumah dan membatasi kendaraan berat di kota tersebut.

Polusi udara diketahui melanda negara Asia Tenggara tersebut secara musiman, karena udara musim dingin yang lebih dingin dan stagnan bercampur dengan asap dari pembakaran tunggul tanaman dan asap mobil.

Pada hari Jumat, tingkat polutan di Thailand mencapai PM2.5, partikel mikro penyebab kanker yang cukup kecil untuk memasuki aliran darah melalui paru-paru dan mencapai 108 mikrogram per meter kubik, menurut IQAir.

Hasil pembacaan tersebut menjadikan ibu kota Thailand sebagai kota besar ketujuh paling tercemar di dunia saat ini.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan paparan rata-rata selama 24 jam yakni tidak boleh lebih dari 15 jam di luar ruangan untuk sebagian besar hari dalam setahun.

Hingga Jumat pagi, 352 dari 437 sekolah di bawah Otoritas Metropolitan Bangkok telah ditutup, yang berdampak pada ribuan siswa.

350 Sekolah Terpaksa Tutup Akibat Krisis Polusi Udara di Bangkok

Photo :

  • AP: Sakchai Lalit

Menteri Dalam Negeri Thailand, Anutin Charnvirakul pada hari Kamis memerintahkan larangan pembakaran jerami, yang merupakan pembakaran sisa tanaman secara sengaja untuk membersihkan ladang. Jika melanggar, mereka akan menghadapi risiko tuntutan hukum.

Dalam upaya lain untuk mengekang polusi, seorang menteri pemerintah mengatakan pada hari Jumat bahwa transportasi umum di Bangkok akan gratis selama seminggu.

"Layanan Skytrain, metro, sistem kereta ringan, dan bus di ibu kota akan gratis bagi pengguna mulai hari Sabtu, 25 Januari 2025," kata Menteri Transportasi, Suriya Juangroongruangkit.

"Kami berharap kebijakan ini akan membantu mengurangi polusi."

Sementara itu, Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra, yang saat ini menghadiri Forum Ekonomi Dunia di Swiss, menyerukan tindakan yang lebih keras untuk mengatasi polusi di negaranya, termasuk membatasi konstruksi di ibu kota dan mencari kerja sama dari negara-negara tetangga.

"Saya pikir harus ada lebih banyak kesadaran yang ditingkatkan, dan mungkin kebijakan bekerja dari rumah akan menjadi yang terbaik," kata pekerja lepas Wisut Kitnarong, 59 tahun.

Pemerintah kota memperkenalkan skema bekerja dari rumah secara sukarela selama tiga hari awal minggu ini.

Halaman Selanjutnya

Polusi udara diketahui melanda negara Asia Tenggara tersebut secara musiman, karena udara musim dingin yang lebih dingin dan stagnan bercampur dengan asap dari pembakaran tunggul tanaman dan asap mobil.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |