Jakarta, VIVA – Presiden RI Prabowo Subianto resmi melantik Letjen TNI (Purn) Djamari Chaniago sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Kabinet Merah Putih. Ia menggantikan Budi Gunawan yang terkena reshuffle.
Pelantikan digelar di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Rabu 17 September 2025. Djamari dilantik berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 96P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri dan Wakil Menteri Negara Kabinet Merah Putih Periode 2024–2029.
“Bahwa saya akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darmabakti saya kepada bangsa dan negara," kata Prabowo saat memimpin sumpah jabatan kepada Djamari dikutip VIVA.co.id.
"Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan penuh rasa tanggung jawab,” sambungnya.
Rekam Jejak Djamari Chaniago
Djamari Chaniago lahir di Padang, Sumatera Barat, pada 8 April 1949. Ia merupakan lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) tahun 1971 dari korps Infanteri Baret Hijau Kostrad.
VIVA Militer : Letjen TNI (Purn) Djamari Chaniago
Karier militernya cukup panjang dan sarat pengalaman di medan tempur, mulai dari Aceh hingga Timor Timur. Ia pernah dipercaya memimpin Yonif Linud 330/Tri Dharma, menjabat sebagai Komandan Kodim 0501/Jakarta Pusat, hingga menjadi Kepala Staf Brigif Linud 18/Trisula.
Pangkat kolonel ia sandang ketika menjabat Komandan Brigif Linud 18/Trisula dan Komandan Rindam I/Bukit Barisan. Tak lama kemudian, ia dipromosikan menjadi brigadir jenderal dan menjabat Panglima Divisi Infanteri 2/Kostrad pada pertengahan 1990-an.
Karier Puncak di TNI
Pada 1997, Djamari diangkat menjadi Pangdam III/Siliwangi. Setahun kemudian, ia dipercaya memimpin Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) periode 1998–1999, menggantikan Johny Lumintang.
Tak hanya itu, Djamari juga tercatat pernah duduk dalam Dewan Kehormatan Perwira (DKP) bersama sejumlah jenderal senior seperti Subagyo Hadisiswoyo, Fachrul Razi, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hingga Agum Gumelar. DKP kala itu menangani kasus pencopotan Prabowo Subianto dari dinas militer terkait operasi penculikan aktivis 1997–1998.
Setelah menjabat Pangkostrad, Djamari dipercaya sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) pada 1999–2000, lalu diangkat sebagai Kepala Staf Umum (Kasum) TNI pada 2000. Ia menjabat hingga pensiun pada 2004 dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal.
Karier di Luar Militer
Selain di dunia militer, Djamari juga sempat aktif di legislatif. Ia menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) melalui Fraksi Utusan Daerah Jawa Barat pada 1997–1998 dan Fraksi ABRI pada 1998–1999.
Usai pensiun, Djamari terjun ke dunia bisnis dan sempat menduduki jabatan Komisaris Utama PT Semen Padang pada 2015–2016. Ia juga tercatat bergabung dengan Partai Gerindra sebelum akhirnya kembali masuk lingkar kekuasaan melalui kabinet Prabowo.
Deretan Penghargaan
Sepanjang karier militernya, Djamari dianugerahi berbagai tanda jasa, antara lain Bintang Dharma, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Kartika Eka Pratama, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, hingga Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun.
Ia juga memperoleh pengakuan internasional melalui The Second United Nations Emergency Force (UNEF II) Medal, serta Panglima Setia Angkatan Tentera (PSAT) pada 2001.
Ringkasan Rekam Jejak Djamari Chaniago
- Lahir di Padang, Sumatera Barat, 8 April 1949
- Lulusan Akabri 1971, korps Infanteri Baret Hijau Kostrad
- Karier awal di Yonif Linud 330/Tri Dharma dan Kodim 0501/Jakarta Pusat
- Pangdam III/Siliwangi (1997–1998)
- Pangkostrad (1998–1999)
- Wakil KSAD (1999–2000)
- Kepala Staf Umum TNI (2000–2004)
- Anggota MPR Fraksi Utusan Daerah Jawa Barat (1997–1998) dan Fraksi ABRI (1998–1999)
- Komisaris Utama PT Semen Padang (2015–2016)
- Aktif di Partai Gerindra
- Menko Polkam Kabinet Merah Putih (2025–sekarang)
Halaman Selanjutnya
Karier militernya cukup panjang dan sarat pengalaman di medan tempur, mulai dari Aceh hingga Timor Timur. Ia pernah dipercaya memimpin Yonif Linud 330/Tri Dharma, menjabat sebagai Komandan Kodim 0501/Jakarta Pusat, hingga menjadi Kepala Staf Brigif Linud 18/Trisula.